REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat sepak bola nasional, Mohamad Kusnaeni menyebut Argentina sebagai pilihan paling logis bagi FIFA untuk menggantikan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023. Ia mengaku tidak kaget ketika FIFA secara resmi menunjuk Argentina pada Selasa (18/4/2023). Setelah konfirmasi tuan rumah baru, pengundian akan berlangsung pada Jumat (21/4/2023) di Zurich.
"Keputusan menunjuk Argentina memang sudah kita perkirakan sejak awal. Karena ketika sejak awal Indonesia dinyatakan batal, Argentina kan yang paling awal bereaksi dan mengajukan diri, saat negara lain belum, Argentina sudah duluan," kata Kusnaeni kepada republika.co.id, Selasa (18/4/2024).
Kusnaeni menjabarkan beberapa alasan kenapa Argentina menjadi pilihan paling logis buat FIFA untuk menggantikan Indonesia sebagai tuan rumah. Pertama, Argentina tidak lolos kualifikasi menuju event tersebut. Jadi ketika dia bisa langsung mengisi slot tuan rumah tanpa harus mengotak-atik jumlah 24 negara peserta.
"Kalau Argentina lolos kualifikasi kan harus nambah satu negara lagi dan itu yang mungkin akan jadi persoalaan apakah dari negara yang gak lolos dari Amerika latin atau dari Asia, atau dari mana," kata pria yang akrab disapa Bung Kus itu.
Selain itu, kata dia, Argentina statusnya adalah juara piala dunia senior, maka pilihan kepada Argentina adalah pilihan yang sangat logis. Sejak awal ia mengaku yakin Argentina-lah yang akan menjadi tuan rumah. "Karena itu, kalau buat saya ketika FIFA memutuskan untuk memilih Argentina ya gak mengagetkan lagi," kata dia.
"Lalu ketika FIFA memberikan apresiasi yangu sangat tinggi terhadap Argentina, itu kan terkait status mereka sebagai juara Piala Dunia, sebagai negara besar sepak bola di Amerika latin, ya gak ada yang perlu dipersoalkan. Buat saya itu urusan FIFA," ujarnya menambahkan.
Kusnaeni menegaskan agar masyarakat Indonesia segera move on dari kegagalan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Namun ia meminta agar peristiwa bersejarah ini bisa menjad pembelajaran agar ke depannya Indonesia menemukan jalan tengah terkait penolakan terhadap Israel. "Kita gak usah juga merasa dizalimi atau tersinggung. Justru kita harus introspeksi lagi," kata Kus.
"Kegagalan ini buat saya harus jadi pembelajaran. Harus direnungkan, sebagai bangsa yang ingin maju di dunia olahraga, justru melewatkan kesempatan yang sudah ada di depan mata, di mana Piala Dunia U-20 dipindahkan dari Indonesia hanya dalam beberapa pekan sebelum event digelar, padahal kita sudah melakukan persiapan yang begitu besar dan bersungguh-sungguh," ujarnya menambahkan