REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelatih Brighton & Hove Albion, Roberto de Zerbi mengatakan, ada dewa dalam sepak bola setelah timnya mengalahkan Manchester United (MU) dengan penalti, 11 hari setelah kalah di semifinal Piala FA dari MU juga dalam adu penalti. Tendangan penalti Alexis Mac Allister pada menit ke-99, diberikan untuk handball Luke Shaw, terjadi setelah Man United mengalahkan Brighton 7-6 melalui adu penalti di Wembley.
"Di kedua pertandingan, saya pikir kami bermain lebih baik dari Man United. Hasil terakhir tidak adil. Saya pikir ada dewa sepak bola. Kami pantas memenangkan semifinal tetapi kalah dalam adu penalti tetapi hari ini kami menang dengan penalti," kata De Zerbi kepada Sky Sports dikutip dari BBC, Jumat (5/5/2023).
Kedua belah pihak memiliki peluang dalam pertemuan Liga Primer Inggris yang mendebarkan di Stadion Amex dan kiper Man United David de Gea melakukannya dengan baik untuk mencegah Mac Allister dan Pervis Etupinan di menit akhir.
The Seagulls mendapatkan peluang di detik-detik akhir dengan penalti Mac Allister setelah review asisten wasit video (VAR) menilai Shaw handball. Kemenangan itu memperbesar peluang Brighton lolos ke kompetisi Eropa musim depan.
"Kami memainkan permainan yang fantastis, kami mendominasi permainan. Para pemain saya pantas menang," kata De Zerbi. "Kami akan memainkan enam pertandingan lagi, enam laga sangat sulit. Senin kami memainkan pertandingan sulit pertama melawan Everton dan kami harus menang. Jika kami tak menang melawan mereka, kami akan kehilangan tiga poin."
Brighton, di urutan keenam, kini hanya terpaut empat poin dari Liverpool yang berada di urutan kelima, yang telah memainkan dua pertandingan lebih banyak. Sedangkan untuk urutan keempat Manchester United, kehilangan kesempatan untuk unggul tujuh poin dari Liverpool. Bek MU Luke Shaw mengakui kesalahan konyol yang membuat timnya kehilangan satu poin.
"Menit terakhir, tindakan terakhir sungguh. Saya mendapat sedikit dorongan tetapi tentu saja tangan itu seharusnya tidak ada di sana. Saya mengakuinya, menerimanya di dagu tetapi itu sulit," kata Shaw. "Bahkan sebelum sepak pojok, tendangan bebas itu tidak pernah menjadi pelanggaran. Saya tidak mencari-cari alasan, tapi seharusnya tidak ada pelanggaran yang mengarah ke sepak pojok. Masalahnya adalah kami tidak mencetak gol. Itu sering terjadi musim ini."