Selasa 09 May 2023 08:50 WIB

Filipina Rasakan Kembali Pahitnya Melawan Atlet Naturalisasi di SEA Games

Emas basket 3x3 putra direbut tim Kamboja, yang dihuni pemain naturalisasi.

Rep: Fitriyanto/ Red: Israr Itah
Margot Garabedian, atlet triatlon Kamboja yang dinaturalisasi dari Prancis.
Foto: EPA/MIKE STURK
Margot Garabedian, atlet triatlon Kamboja yang dinaturalisasi dari Prancis.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Filipina, terutama bola basketnya, selama puluhan tahun disorot karena diperkuat sejumlah pemain yang bukan asli dari negara tersebut. Alhasil, Filipina merajai cabang olahraga bola basket selama bertahun-tahun.

Selama ini, Filipina diuntungkan oleh aturan dual citizenship. Sehingga mereka bisa menaturalisasi pemain tanpa si pemain perlu meninggalkan kewarganegaraan negara asal selama masih ada darah Filipina.

Baca Juga

Setiap muncul perdebatan perihal naturalisasi, Filipina beralasan mereka tidak melakukannya secara masif. Namun, mereka menggunakan para pemain berdarah campuran atau beken dengan istilah half blood. Meskipun secara tampilan fisik, para pemain tersebut lebih dekat dengan orang-orang kulit hitam asal Amerika Serikat yang identik dengan olahraga bola basket, ketimbang postur dan wajah asli Filipina.

Alasan lainnya, Filipina menegaskan para pemain yang tidak punya darah Filipina lahir dan besar di negara tersebut. Dengan itu, Filipina merasa pembinaan bola basketnya, yang memang terbaik di Asia Tenggara, berkontribusi terhadap perkembangan pemain "asing" itu. Berbeda misalnya dengan Thailand atau Indonesia yang mengambil pemain "jadi" dari negara lain.

Namun basket Filipina akhirnya merasakan pahitnya melawan pemain naturalisasi pada SEA Games Vietnam yang digelar tepat setahun lalu. Untuk kali pertama emas basket putra 5x5 diraih Indonesia dengan meruntuhkan dominasi Filipina. Indonesia kala itu diperkuat Marques Bolden, bigman naturalisasi dari AS. Timnas basket putra kita juga diisi oleh pemain half blood Brandon Jawato, yang punya ayah asli Bali dan ibu dari AS.

Pil pahit tersebut berulang setahun kemudian di SEA Games Kamboja 2023. Filipina yang berstatus juara bertahan basket 3x3 harus merelakan emas mereka berpindah tangan ke Kamboja. Pasalnya, tuan rumah memainkan atlet naturalisasi dalam jumlah yang tidak masuk akal untuk membantu mendominasi di kandang sendiri.

Dari empat pemain di tim 3x3 putra, tiga di antaranya pemain naturalisasi. Mereka, yakni Brandon Peterson, Darrinray Dorsey, Sayeed Alkabir Pridgett. Pada laga final, Kamboja mengalahkan Filipina 20-15 untuk meraih medali emas.

Pemain Filipina Almond Vosotros mengungkapkan rasa frustrasinya setelah kalah dalam perebutan medali emas. "Ayo, teman-teman, angkat kepala kalian. Semua orang tahu bahwa mereka tidak bermain melawan Kamboja," katanya dalam video yang diunggah media Filipina SPIN.ph.

Tiga pemain naturalisasi yang berjaya di 3x3 bakal berlaga di 5x5. Kamboja tergabung di grup yang diisi Filipina. Bukan mustahil Kamboja mengalahkan Filipina kembali di penyisihan grup.

Bagi Indonesia, tim pelatih harus bisa membaca peta persaingan ini dengan baik. Sebab, sebelum keberangkatan, fokus Indonesia mengarah kepada Thailand sebagai pesaing di penyisihan grup, serta Filipina yang kemungkinan besar bakal dihadapi di semifinal atau final, jika kita lolos. Namun kini, ada Kamboja yang menjadi ancaman baru. Bukan tidak mungkin, jika lolos, Indonesia justru berhadapan dengan Kamboja di semifinal.

Naturalisasi Kamboja gagalkan triatlon Filipina 

Atlet naturalisasi juga jadi penghadir cerita pahit bagi Filipina di cabang olahraga lain. Atlet Filipina Kim Mangrobang gagal mempertahankan emas triatlon putri di SEA Games 2023. Ia dikalahkan oleh Margot Garabedian, atlet Kamboja yang dinaturalisasi dari Prancis.

Padahal, Mangrobang adalah ratu triatlon Asia Tenggara. Ia menyabet emas triatlon putri sejak SEA Games 2017. Namun pemain naturalisasi menggagalkan ambisi serta upayanya mencetak rekor.

Media-media Filipina menurunkan berita kegagalan ini dengan mengambil angle soal atlet  naturalisasi Kamboja. Namun ternyata, ada juga warga Filipina yang menyadari ketidakseimbangan media Filipina dalam memandang hal ini.

"Mengapa menekankan "naturalisasi"? Kita juga punya banyak atlet seperti itu, terutama basket," tulis seorang warga Filipina mengomentari salah satu berita di media Filipina yang mengangkat cerita kegagalan Mangrobang meraih emas.

Kuman di seberang lautan tampak, gajah di pelupuk mata tidak tampak. Filipina kini meratapi apa yang sebelumnya mereka ingkari.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement