Selasa 23 May 2023 17:18 WIB

Sambut Kerja Sama PSSI-JFA dengan Antusias, Pengamat: Kalau Perlu CEO PT LIB Orang Jepang

Sepak bola Jepang dikenal sangat maju, diharapkan menular ke Indonesia.

Rep: Afrizal Rosikhul Ilmi/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Ketua Umum PSSI Erick Thohir (tengah) saat mengikuti pawai kirab juara kontingen atlet Indonesia di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Jumat (19/5/2023). PSSI dan JFA telah mendatangani MoU yang di dalamnya berisi tiga poin penting bagi pengembangan sepak bola Indonesia.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Ketua Umum PSSI Erick Thohir (tengah) saat mengikuti pawai kirab juara kontingen atlet Indonesia di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Jumat (19/5/2023). PSSI dan JFA telah mendatangani MoU yang di dalamnya berisi tiga poin penting bagi pengembangan sepak bola Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat sepak bola Indonesia Akmal Marhali memperingati agar nota kesepahaman (MoU) yang dibuat antara PSSI dengan Asosiasi Sepak Bola Jepang (JFA) tidak hanya hitam di atas putih. Seperti diketahui, PSSI dan JFA telah mendatangani MoU yang di dalamnya berisi tiga poin penting bagi pengembangan sepak bola Indonesia.

Poin pertama yang tertuang dalam MoU tersebut adalah pengembangan sepak bola putri, Liga Jepang (J-League) dijadikan benchmark alias tolok ukur untuk kompetisi sepak bola Indonesia, dan terakhir peningkatan kualitas perwasitan di Liga Indonesia dengan mendatangkan wasit-wasit dari Jepang.

Baca Juga

Akmal menilai kerjasama yang dibangun antara PSSI dengan JFA adalah hal yang positif. Namun, ia mengungkapkan, dari pengalaman kepengurusan PSSI sebelum-sebelumnya kerja sama seperti ini pada akhirnya menguap begitu saja. Koordinator Save our Soccer itu pun berharap agar PSSI di bawah kepemimpinan Ketum Erick Thohir bisa memegang komitmen yang mereka buat.

"Saya pikir ini hal yang bagus, cuma beberapa kali kita bikin kerja sama dengan sejumlah federasi sepak bola baik Asia maupun Eropa, ujung-ujungnya hanya hitam di atas putih, implementasinya tidak ada. Nah kita berharap kerja sama dengan JFA ini bisa benar-benar diimplementasikan dan dijalankan sesuai dengan harapan kita," kata Akmal kepada Republika.co.id, Selasa (23/5/2023).

"Bahkan kalau perlu CEO-nya Liga Indonesia Baru itu kita ambil dari Jepang saja, sehingga kemudian sepak bola kita bisa lebih dipercaya oleh publik," ujarnya menambahkan. 

Salah satu poin yang mungkin memunculkan pro dan kontra adalah mendatangkan wasit-wasit dari Jepang untuk memimpin pertandingan Liga Indonesia. Jika itu terjadi maka besar kemungkinan jumlah pertandingan yang dipimpin oleh wasit lokal akan berkurang. Kendati demikian, Akmal lebih mementingkan bagaimana wasit-wasit lokal bisa banyak belajar dari wasit-wasit Jepang nantinya. 

"Yang paling penting adalah bagaimana nanti mereka datang ke Indonesia bisa memberikan atau mentransfer ilmunya kepada wasit lokal dsb. Jangan kemudian pada akhirnya ikut arus pada sepak bola kita yang sangat kotor," kata Akmal. "Jadi apa yang dilakukan ketua Umum PSSI Erick Thohir soal kerja sama dengan JFA adalah langkah yang perlu diapresiasi dan didukung," ujarnya menambahkan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement