REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Kiper David de Gea sudah menandatangani perpanjangan kontrak baru dengan Manchester United (MU). Namun apes bagi kiper asal Spanyol tersebut, manajemen MU mundur dari proposal yang telah disepakati dan mengajukan penawaran baru, menurut laporan the Athletic, Selasa (27/6/2023).
De Gea, 32 tahun, menyetujui pengurangan drastis dari gajinya saat ini sebesar 375 ribu poundsterling atau sekira 7,2 miliar per pekan. Tidak disebutkan berapa gaji baru De Gea setelah dikurangi. Namun justru pihak klub yang kemudian tidak kunjung menandatangani kontrak tersebut.
MU dilaporkan telah mengajukan proposal baru untuk De Gea, yang kontraknya akan berakhir pada 30 Juni, dengan gaji yang lebih rendah. Pengurangan lanjutan belum disetujui oleh sang penjaga gawang, yang ingin terus bermain di level tertinggi dan kini sedang mempertimbangkan pilihannya.
Diskusi antara kedua belah pihak sedang berlangsung dan masih belum bisa dipastikan apakah De Gea akan menerima tawaran baru yang disodorkan kepadanya. Sebab di sisi lain, ada ketertarikan terhadap dirinya dari klub Arab Saudi.
MU juga telah bermanuver untuk mendapatkan kiper baru. Manajemen Setan Merah telah menjalin kontak dengan perwakilan kiper Inter Milan, Andre Onana, dalam beberapa hari terakhir.
Jalan lain yang potensial adalah membawa kembali Dean Henderson, yang menghabiskan musim lalu sebagai pemain pinjaman di Nottingham Forest, dan menjadikannya kiper utama.
Sambil menunggu kedatangan penjaga gawang, prioritas utama MU pada bursa musim panas ini adalah merekrut seorang penyerang tengah dan gelandang.
Pembicaraan telah dilakukan untuk striker Atalanta Rasmus Hojlund dan penyerang Eintracht Frankfurt Randal Kolo Muani, sementara Chelsea telah menolak tawaran ketiga untuk pemain internasional Inggris, Mason Mount.
De Gea saat ini masih digaji Rp 7,2 miliar per pekan, yang membuatnya menjadi penjaga gawang dengan bayaran tertinggi di dunia dan pesepak bola Spanyol dengan bayaran tertinggi.
Dia memenangkan penghargaan Golden Glove musim 2022/2023, tetapi dianggap jauh berbeda dibandingkan saat dia memenangkan penghargaan serupa sebelumnya. Setiap penjaga gawang berusaha untuk meraih clean sheet, namun hal tersebut tidak selalu menjadi indikator langsung dari kualitas penjaga gawang.
De Gea yang memenangkan penghargaan 2022/23 berbeda dengan De Gea di musim 2017/18. Kelemahan De Gea saat berkontribusi terhadap penguasaan bola timnya, ditambah dengan keengganannya untuk keluar dari garis pertahanan untuk melakukan penyelamatan atau menangkap umpan silang lawan, membuat lebih sedikit penggemar yang menganggapnya sebagai penjaga gawang terbaik di Liga Primer Inggris saat ini.
Erik ten Hag disebut-sebut berada di belakang manuver manajemen MU. Sebab, pelatih asal Belanda itu dilaporkan tak puas dengan aksi Ten Hag yang minim terlibat dalam build up serangan dari bawah.