REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Saat ini, kesehatan mental menjadi masalah yang belum dapat sepenuhnya diselesaikan, dan Dele Alli membeberkan bagaimana ia mengalami secara emosional berbicara terbuka soal masalah tersebut.
Pamor Dele Alli sempat berada di puncak tertinggi ketika baru didatangkan Tottenham Hotspur dari tim gurem MK Dons beberapa tahun lalu.
Namun, kariernya menemui jalan buntu setelah ia tidak lagi mendapat kepercayaan sebagai pemain utama di tubuh Tottenham Hotspur, yang membuatnya merapat ke Everton.
Bersama Everton pesepak bola asal Inggris itu mengalami nasib yang sama menjadi penghangat bangku cadangan sebelum akhirnya dipinjamkan ke klub Turki Besiktas.
Setelah menjalani operasi pada pinggulnya di awal tahun, pemain berusia 27 tahun itu kini kembali berlatih untuk Everton dan ingin memberikan kesan yang baik.
Dalam wawancara bersama Gary Neville, Alli terbuka membicarakan bagaimana ia dipengaruhi oleh trauma yang kelam hingga mempertimbangkan untuk mengakhiri kariernya.
"Di mana titik Anda merasa itu tidak benar?," tanya Neville kepada sang gelandang dilansir Sportbible, Ahad (16/7/2023).
Alli menjawab bagaimana Jose Mourinho berbicara dengannya pada awal sesi latihan ketika sama-sama berada di Tottenham Hotspur.
"Seperti suatu pagi saya bangun. Saya harus pergi ke pelatihan, ini adalah saat dia (Mourinho) berhenti memainkan saya. Saya ingat hanya melihat ke cermin. Maksud saya kedengarannya dramatis, tapi saya benar-benar hanya menatap ke cermin dan saya bertanya apakah saya bisa pensiun sekarang di usia 24?," sambung Alli.
Lebih lanjut Dele Alli mengaku bukanlah orang yang lemah. Ia selalu berusaha melawan diri sendiri dalam segala hal. Memenangkan pertarungan, pun menunjukkan bahwa dirinya bahagia.
"Tetapi di dalam hati saya berpikir saya pasti kalah dalam pertempuran. Trauma adalah trauma dan tubuh Anda mencatatnya dengan cara yang sama. Jika kamu tahu tentang hidupkan maka kamu akan lebih mengerti," kata dia.
Perlu disadari kesehatan mental merupakan keadaan di mana setiap individu menyadari potensi yang dimilikinya dengan mampu menanggulangi tekanan hidup, bekerja secara produktif dan mampu memberikan kontribusi bagi lingkungan.
Kesehatan mental harus dijaga baik lahir maupun batin, saat ini yang menjadi perhatian lebih, baik yang masyarakat dewasa bahkan remaja termasuk golongan yang mudah mengalami gangguan mental atau depresi cukup tinggi.
Pada sesi wawancara tersebut Alli dan Neville pun tak bisa membendung isak tangis. Keduanya sama-sama merasa terhanyut dengan situasi dan kondisi yang menimpa eks pemain timnas Inggris itu.