Selasa 15 Aug 2023 12:20 WIB

Keberanian Titisan Valentino Rossi yang Melegenda; Dihormati Kawan, Disegani Lawan

Marco Simoncelli dicintai karena gaya balap bak gladiator yang agresif.

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Marco Simoncelli saat merayakan podium di GP Australia pada 2011 silam.
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tubuh Marco Simoncelli terkapar di Sirkuit Sepang, Malaysia pada 23 Oktober 2011 silam. Joki kuda besi MotoGP asal Italia yang tutup usia dalam umur relatif muda, 24 tahun itu pun pergi. Namun di bumi, kenangan di benak para pembalap lain bersama sosok jangkung itu terus menempel. 

Juara kelas 250 cc musim 2009, Hiroshi Aoyama memiliki kenangan tersendiri saat bersaing ketat dengan Simoncelli. Aoyama, yang saat itu memperkuat Scott Racing Team 250 cc, mengakui, Simoncelli adalah pembalap yang begitu agresif dan penuh determinasi. Terlebih, Simoncelli merupakan juara bertahan kelas 250 cc, tepatnya saat merengkuh titel tersebut pada musim 2008. 

Baca Juga

''Jika dia ingin menang, dia akan melakukan apapun. Dia selalu berusaha mengalahkan saya dalam beberapa kesempatan. Dia mungkin bukan pembalap yang paling bersih, tapi dia memang sangat cepat. Dengan tubuh yang tinggi, dia menekuk lutut dan sikutnya agar bisa sesuai dengan kondisi motor,'' ujar Aoyama seperti dikutip Autosports, beberapa waktu lalu. 

Dengan tinggi badan mencapai 1,83 meter, Simoncelli memiliki tinggi badan di atas rata-rata pembalap lainnya. Belum lagi dengan potongan rambut afro yang bergelombang, yang terkadang sedikit menyeruak di bagian belakang helmnya. Dengan postur tubuh ini, bisa dimaklumi Simoncelli menjadi sorotan. 

Agresivitas memang menjadi ciri gaya balapan Simoncelli. Gaya ini pula yang menjadi pangkal kontroversi dan polemik dari Simoncelli. Jorge Lorenzo dan Dani Pedrosa begitu vokal dalam melontarkan kritik gaya balapan Simoncelli, yang dianggap membahayakan pembalap lain. 

Berada di lintasan untuk bertarung ...

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement