Selasa 05 Sep 2023 21:31 WIB

Hidup tak Tenang, Mantan Kapten Liverpool Ini Kesulitan Lepas dari Belenggu Komunitas LGBT

Ia adalah poros utama dari kampanye LGBT di Inggris.

Rep: Anggoro Pramudya/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Manajer Liverpool Jurgen Klopp (Kiri), James Milner (Tengah) dan Jordan Henderson  (Kanan) bereaksi setelah pertandingan Liga Utama Inggris antara Liverpool FC dan Aston Villa di Liverpool, Sabtu (20/5/2023).
Foto:

 

Rainbow laces adalah salah satu cara yang dilakukan Liga Primer Inggris untuk ikut mengampanyekan kesetaraan hak bagi kaum LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual and Transgender). Namun kerap kali terjadi salah paham yang terjadi atas kampanye yang sudah dilakukan otoritas liga sejak 2016 silam.

Henderson sendiri selalu jadi andalan kelompok tersebut untuk mengampanyeka LGBTQ. Namun, kepindahannya ke Arab tak dapat diterima kaum homoseksual.

photo
Pemandangan kampanye Rainbow Laces di atas lapangan jelang laga Liga Primer Inggris. - (EPA-EFE/LYNNE CAMERON)

Pendukung the Reds, Keith Spooner, merasa kecewa dengan keputusan Henderson bergabung dengan Al-Ettifaq. Ia mengatakan mengerti jika secara pribadi alasan dia pindah ke Arab Saudi demi uang dan menit bermain.

“Tapi saya pikir sebagai advokat atau sekutu orang-orang yang LGBT, apakah itu dalam olahraga atau kehidupan, ada dampaknya. Atas tindakan Anda, dan keputusannya untuk pergi ke Arab Saudi dan bermain di sana jelas telah merusak reputasinya," kata Spooner kepada BBC Sport Intermational beberapa waktu lalu. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement