REPUBLIKA.CO.ID, LIVERPOOL -- Mantan pelatih Liverpool Brendan Rodgers menilai Jordan Henderson sudah mengambil keputusan tepat dengan meninggalkan The Reds pada bursa transfer awal musim ini. Pun dengan keputusan gelandang asal Inggris itu untuk hijrah ke Liga Arab Saudi dan memperkuat Al Ettifaq.
Henderson bisa dibilang menjadi salah satu kapten Liverpool tersukses di sepanjang sejarah klub tersebut. Saat masih membela The Reds, gelandang berusia 32 tahun itu memimpin rekan-rekan setimnya merengkuh gelar juara Liga Champions, trofi Liga Primer Inggris, dan Piala FA.
Keputusan Henderson untuk mengakhiri kerja sama dengan Liverpool pada awal musim ini pun sempat disesalkan sejumlah pihak. Tudingan miring mulai dialamatkan kepada Henderson, yang dianggap lebih mementingkan bayaran gaji tinggi ketimbang loyalitas terhadap klub yang bermarkas di Stadion Anfield tersebut.
Dengan biaya transfer sebesar 12 juta poundsterling, Al Ettifaq, yang ditangani mantan kapten sekaligus gelandang Liverpool, Steven Gerrard, berhasil mendatangkan Henderson dari Liverpool. Henderson itu disebut-sebut mendapatkan gaji tinggi dari Al Ettifaq, yang dikabarkan mencapai sekitar 500 ribu poundsterling per pekan.
Berbeda dari opini umum yang berkembang, Rodgers justru menilai Henderson sudah mengambil keputusan tepat untuk hengkang dari Anfield. Pelatih yang kini menangani Glasgow Celtic itu pun menyebut, akan lebih baik buat Henderson untuk pergi dan memiliki peluang lebih besar merumput secara reguler.
''Saya tahu betul Henderson dan bagaimana kecintaan dia terhadap Liverpool. Dia sudah berada dalam fase karier sulit buat dirinya berada di starting line-up. Dalam usia 32 tahun, dia sebenarnya sudah meraih nyaris semua trofi yang bisa dia dapatkan,'' kata Rodgers seperti dilansir Talk Sports, Rabu (6/9/2023).
Rodgers, yang pernah bekerja sama dengan Henderson saat menukangi Liverpool pada 2012 hingga 2015, itu juga memuji sikap Henderson untuk tidak hijrah ke sesama Liga Primer Inggris demi menghormati Liverpool. Mengambil kesempatan untuk bisa menjawab tantangan baru di kompetisi yang benar-benar baru, ujar Rodgers, menjadi pilihan yang tepat buat Henderson.
''Dia mungkin akan menghadapi tantangan yang berbeda. Dengan segala hormat, rasanya juga tidak tepat apabila dia pindah ke sesama klub Inggris. Jadi, pindah ke klub di negara lain dan merasakan tantangan baru sudah cukup tepat buat dia,'' tutur eks pelatih Leicester City tersebut.
Pelatih asal Irlandia Utara itu ikut angkat bicara soal kritik pedas yang ditujukan kepada Henderson menyusul kepindahan ke Al Ettifaq, terutama dari kelompok pro-LGBT. Selama ini, Henderson dikenal sebagai salah satu pemain yang vokal dalam mendukung gerakan pro LGBT di Inggris.
Namun, dengan kepindahan ini, eks gelandang Sunderland itu dinilai tidak konsisten dan tidak lagi memberikan dukungan kepada gerakan pro LGBT. Terlebih, Arab Saudi dikenal sebagai negara yang menentang keras gerakan LGBT, termasuk dengan ancaman pidana dan hukuman mati buat para pelaku LGBT.
''Itu (sebagai pesepak bola) adalah profesi mereka. Mereka (pesepak bola profesional, termasuk Henderson) berhak menentukan apa yang menurut mereka terbaik dalam kehidupan mereka. Saat ini, ada begitu banyak polisi moral di dunia, yang seolah-olah mereka berhak menghakimi keputusan orang lain,'' tutur Rodgers.