REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Gabriel Jesus mewakili Arsenal dalam konferensi pers jelang duel Liga Champions kontra PSV Eindhoven. Partai tersebut berlangsung di Stadion Emirates London, Kamis (21/9/2023) dini hari WIB.
The Gunners mentas di rumah sendiri. Wakil Inggris ini diunggulkan menjadi pemenang. Puluhan ribu suporter berada di belakang skuad polesan Mikel Arteta.
Jesus mengetahui nilai kompetisi ini. Sejak kecil ia mengikutinya. Ia bahkan sampai bolos sekolah hanya demi menonton para jawara bertarung di panggung terelit benua biru.
"Sekitar 99 persen anak-anak yang tumbuh bersama saya bermimpi bermain di Liga Champions. Sekarang saya bisa mengatakan ini, tapi saat itu (saat masih kecil), saya tidak bisa mengatakan ini pada ibu saya. Saya baik-baik saja sekarang, tapi anak-anak, tolong, jangan lakukan itu," tutur striker berkebangsaan Brasil, dikutip dari laman resmi klubnya, Rabu (20/9/2023).
Ia sukses mewujudkan mimpinya. Tapi tidak semua orang bernasib sama. Ia hanya meminta anak-anak yang masih bertumbuh, bisa mengambil hal baik dari ceritanya.
Tapi jika ada sesuatu yang buruk, tak perlu diikuti. Termasuk sampai tidak mengikuti pelajaran di sekolah demi menonoton UCL. Kini keluarga dan para sahabatnya, menikmati sepak terjangnya di Eropa. "Mereka menonton, dan menjadi emosional, tentu saja," ujar Jesus.
Selanjutnya ia membahas Arsenal. Menurutnya, klub seperti the Gunners sudah selayaknya mentas di kompetisi terelit benua biru. Raksasa London Utara kembali ke habitatnya.
Nyanyian Liga Champions sangat familiar di telinganya. Tim-tim terbaik bertarung di satu gelanggang. Sebuah kompetisi di level berbeda.
"Semua orang berbahagia, bukan hanya pemainnya, tapi klub dan suporternya, karena sudah lama sekali tidak bermain di kompetisi ini. Klub seperti Arsenal tidak bisa bertahan tanpa bermain di dalamnya, jadi semua orang sangat senang," ujar Jesus.
Ia mengakui beberapa penggawa the Gunners belum pernah merasakan atmosfer panggung ini. Namun itu bukan penghalang untuk berprestasi. Jesus berpendapat, jika seorang pemain sudah bisa bertarung di Liga Primer, maka seharusnya lebih mudah beradaptasi di UCL.