REPUBLIKA.CO.ID, NEWCASTLE -- Pelatih Newcastle United, Eddie Howe, menyebut analogi menarik saat anak-anak asuhnya berhasil membungkam Paris Saint-Germain (PSG), 4-1, di laga kedua penyisihan Grup F Liga Champions, Kamis (5/10/2023) dini hari WIB. Laga di Stadion Saint James Park itu, ujar Howe, layaknya permainan antara kucing dan tikus.
Newcastle selalu berusaha untuk mengejar dan menekan, sedangkan Les Parisens berusaha mencari celah dan meloloskan diri dari tekanan tersebut. The Magpies akhirnya mampu membuktikan diri menjadi tim terbaik di laga ini.
''Kemenangan itu hadir dari upaya brilian para pemain. Ini adalah laga berbeda dari yang pernah kami lakoni sebelumnya. Laga ini seperti permainan kejar-kejaran antara kucing dengan tikus. Kami berusaha untuk menekan mereka, sementara mereka berusaha meloloskan diri dari kami,'' kata Howe kepada TNT Sports pasca-laga tersebut, Kamis (5/10/2023).
The Magpies, yang tampil sebagai tuan rumah di laga ini, mengawali laga dengan begitu apik. Miguel Almiron sudah mengantarkan Newcastle United unggul pada menit ke-17. Keunggulan The Magpies bertambah pada menit ke-39 via gol Dan Burn usai memanfaatkan eksekusi bola mati Bruno Guimaraes.
Seperti halnya pada babak pertama, tim tuan rumah juga mengawali babak kedua dengan begitu baik. Sen Longstaff merobek gawang Les Parisens pada menit ke-50. PSG akhirnya mampu mencetak gol balasan pada menit ke-56 via gol Lucas Hernandez. Namun, itu menjadi satu-satunya gol PSG di laga ini.
Fabian Schar melengkapi kemenangan besar tim tuan rumah via gol pada menit ke-91. Kemenangan ini sekaligus menorehkan sejarah baru di sepanjang partisipasi Newcastle di Liga Champions. Ini menjadi kemenangan dengan margin terbesar the Magpies di arena kompetisi paling bergengsi antarklub Eropa tersebut.
Howe pun menyebut, dibanding saat ditahan imbang AC Milan, 0-0, di laga pembuka Grup F, dua pekan lalu, para penggawa the Magpies tampil lebih percaya diri di laga ini. Kondisi ini mendongkrak performa the Magpies, kendati harus berhadapan dengan tim bertabur bintang dan dianggap lebih berpengalaman di pentas Liga Champions seperti PSG.
''Kami ingin memberikan pernyataan sekeras dan sejelas mungkin. Kami kesulitan untuk menjadi diri sendiri saat menghadapi AC Milan. Namun, di laga ini, kami datang dengan kepercayaan diri yang begitu tinggi. Kredit untuk para pemain, yang bisa bersaing dengan tim yang dihuni berbagai pemain kelas dunia,'' kata pelatih asal Inggris tersebut.
Tambahan tiga angka di laga ini langsung membawa Newcastle United memimpin Grup F, yang dianggap grup neraka di gelaran Liga Champions musim ini, dengan koleksi empat poin dari dua laga. Klub yang dimiliki lembaga investasi milik Pemerintah Arab Saudi (PIF) itu unggul satu poin atas PSG, yang duduk di peringkat kedua.
Sementara di laga penyisihan Grup F lainnya, AC Milan, kembali gagal memetik poin penuh saat ditahan imbang Borussia Dortmund, 0-0. I Rossoneri pun menempati peringkat ketiga dan diikuti Dortmund sebagai juru kunci klasemen sementara Grup F.