REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pelatih Arsenal, Mikel Arteta, ingin memperbaiki perilakunya di pinggir lapangan. Ia mengakui sikapnya yang kurang baik di masa lalu itu telah mengecewakan klub.
Pelatih 41 tahun ini menuai kritik karena berdebat dan mencaci-maki ofisial. Ia bahkan mendapat kartu kuning beberapa menit setelah Community Shield di awal musim.
Sejak saat itu, Arteta mendapat dua kartu kuning lagi di Liga Primer Inggris, melawan Fulham dan Chelsea, dan kartu kuning ketiga akan membuatnya menjalani skorsing.
Liga Primer Inggris mencoba untuk menekan pelatih yang memprotes ofisial tetapi Arteta masih beradaptasi dengan aturan baru tersebut. Tetapi ia mengakui bahwa perlu memperbaiki perilakunya di pinggir lapangan.
“Saya pikir saya berubah. Jika Anda berpikir berbeda, beri tahu saya. Tetapi saya telah melakukan upaya secara sadar. Pada dasarnya saya tidak ingin dikeluarkan dari lapangan," ujar Arteta jelang melawan Sheffield United, dilansir dari Metro, Sabtu (28/10/2023).
Arteta menjelaskan sikapnya itu tak lepas dari situasi yang dilihatnya di lapangan terhadap timnya. Ia menginginkan hal terbaik karena merasa menjadi wakil klub di pinggir lapangan. Oleh karena itu ia menegaskan sikapnya itu semata-mata untuk membela pemain dan klub.
Arteta mengungkapkan telah memberikan penekanan kepada pemainnya agar terus bergerak meminta bola. Tetapi para pemain juga harus bisa mengendalikan emosinya. Itu sebabnya Arteta selalu mengontrolnya di pinggir lapangan.
Dua pelatih Liga Inggris lainnya Pep Guardiola dan Marco Silva telah menjalani larangan mendampingi tim setelah mendapat tiga kartu kuning. Arteta merasa tidak adil jika pelatih diperlakukan dengan cara yang lebih keras daripada pemain.
“Kami ada di sana setiap menit di setiap pertandingan. Beberapa pemain ada di bangku cadangan, terkadang mereka cedera, tapi kami selalu ada dan kami hanya bisa mendapat tiga kartu kuning. Itu tidak adil, bukan?" kata Arteta.