REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kekalahan Jonatan Christie dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto di babak semifinal BWF World Tour Finals (WTF) 2023, membuat Indonesia tanpa wakil di laga puncak yang digelar di Hangzhou China, Ahad (17/12/2023).
Pengamat bulu tangkis Daryadi saat dihubungi Republika.co.id, mengatakan, hasil ini melengkapi rapor merah dari federasi bulu tangkis Indonesia, PP PBSI, yang memang di sepanjang tahun ini banyak gagal terutama di event mayor seperti Asian Games yang juga digelar di Hangzhou, tanpa sekeping medali pun.
"Hasil yang kurang manis, ini bisa dibilang melengkapi rapor merah PBSI yang juga kerap gagal di ajang utama. Padahal PBSI sudah menurunkan targetnya yakni hanya meloloskan dua wakil di final, tetapi ternyata target yang diturunkan ini pun kembali gagal," ujar Daryadi.
Menurut Daryadi, di ajang yang sebelumnya bernama Final Super Series pertama kali digelar 2008 dan kemudian berganti nama menjadi BWF WTF tahun 2018 itu, baru dari satu sektor yakni ganda putra yang bisa meraih gelar juara.
"Ini ajang tutup tahun paling bergengsi di mana hanya diikuti delapan pemain terbaik di setiap sektornya. Sejauh ini ajang ini memang belum bersahabat dengan Indonesia, baru Hendra/Ahsan (2013, 2015 dan 2019) dan Kevin/Marcus (2019) saja yang mampu juara. Pemain lainnya belum pernah, bahkan tunggal putri baru lolos tahun lalu melalui Gregoria," kata dia.
Bisa jadi hasil WTF ini gambaran hasil Olimpiade 2024 Paris nanti, kalau PBSI tidak melakukan persiapan yang luar biasa. "Karena peserta yang akan bermain pun nanti di olimpiade yang terbaik, format pertandingan pun sama Round-Robbin. Jadi harus ada evaluasi menyeluruh yang dilakukan PBSI agar tradisi emas olimpiade bisa dipertahankan," kata dia.
"Waktu yang tersisa sebelum Olimpiade 2024, PBSI harus menyiapkan setidaknya enam wakil ini dengan sebaiknya. Bukan hanya pemain yang disiapkan tetapi harus solid semua lini. Agar harapan mempertahankan tradisi emas tetap ada walaupun memang cukup berat," ujar Daryadi menambahkan.