Selasa 20 Feb 2024 15:03 WIB

Berbekal Pengalaman Segudang, PSSI Dinilai Dapat Sosok Mumpuni dari Diri Satoru Mochizuki

Satoru adalah bagian dari keberhasilan Jepang meraih gelar Piala Dunia 2011.

Rep: Frederikus Bata/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Pelatih baru Timnas Wanita Indoensia Satoru Mochizuki (tengah) saat memberikan keterangan pers di Jakarta, Selasa (20/2/2024). PSSI resmi memperkenalkan pelatih timnas wanita Indonesia yang baru. Sosok tersebut adalah Mochizuki Satoru, pelatih asal Jepang yang mendapatkan lisensi kepelatihan dari JFA sejak tahun 2005. Satori diharapkan bisa membawa timnas Indonesia mendapatkan prestasi di masa depan.
Foto: Republika/Prayogi
Pelatih baru Timnas Wanita Indoensia Satoru Mochizuki (tengah) saat memberikan keterangan pers di Jakarta, Selasa (20/2/2024). PSSI resmi memperkenalkan pelatih timnas wanita Indonesia yang baru. Sosok tersebut adalah Mochizuki Satoru, pelatih asal Jepang yang mendapatkan lisensi kepelatihan dari JFA sejak tahun 2005. Satori diharapkan bisa membawa timnas Indonesia mendapatkan prestasi di masa depan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat sepak bola nasional, Kesit Budi Handoyo mengomentari gebrakan terbaru PSSI. Induk sepak bola tanah air itu baru saja menunjuk Satoru Mochizuki sebagai pelatih tim nasional wanita Indonesia.

Ini bagian kerja sama PSSI dan Asosiasi Sepak Bola Jepang (JFA). Sosok yang didatangkan sudah berpengalaman di level global. Kesit mengapresiasi hal itu.

Baca Juga

Salah satunya, Satoru bagian dari tim kepelatihan Jepang di Piala Dunia Wanita 2011. Dalam turnamen yang berlangsung di Jerman itu skuad matahari terbit keluar sebagai juara.

"Melihat pengalaman Satoru di sepakbola wanita Jepang memang bagus. Setidaknya itu cukup bisa menjadi jaminan bahwa dia adalah sosok yg mumpuni, baik saat sebagai pemain maupun pelatih. 

"Menurut saya, kehadirannya harus benar-benar bisa dimanfaatkan oleh PSSI. Namun di saat sepakbola wanita di Indonesia belum memiliki kompetisi dan pembinaan yang baik, tugas Saturo pastilah tidak ringan," kata Bung Kesit, kepada Republika.co.id, Selasa (20/2/2024).

Ia menilai kondisi demikian menjadi tantangan berat bagi sang arsitek. Ia meminta semua kalangan di lingkungan keluarga sepak bola Indonesia jangan dulu memberikan target yang tinggi. Negara kita sedang dalam proses membangun tim sepak bola wanita.

Jauh berbeda dengan Jepang. Para srikandi tanah air perlu banyak belajar dan terus bekerja keras. Sehingga mengalami peningkatan kualitas teknik dan mentalitas.

"Yang paling penting adalah bagaimana menyiapkan pembinaan dan kompetisi sepakbola wanita secara kontinyu. Karena dari situlah pemain akan bermunculan. Sehebat apapun pelatih yg didatangkan, sepanjang pembinaan dan kompetisi tidak berjalan, akan sulit mengharapkan prestasi," ujar Bung Kesit.

Saat masih aktif bermain, Satoru Mochizuki mengoleksi tujuh caps timnas Jepang. Ia mendapatkan lisensi kepelatihan dari JFA sejak tahun 2005. Dari sana ia mulai berpetualang. 

Sejatinya, karier kepelatihan Satoru sudah dimulai sejak 1998 di mana ia menangani klub J-League Kyoto Sanga FC. Dua tahun berselang 2000 ia pindah ke Vissel Kobe. Setelah memiliki pengalaman bersama klub, ia melanjutkan kariernya bersama timnas muda Jepang. Pada 2005 ia menangani timnas Jepang U-16.

Pada 2008 ia bagian dari staf kepelatihan timnas Jepang wanita dan berhasil membawa timnya lolos ke empat besar Olimpiade Beijing 2008.  Tiga tahun berselang, di Jerman. Lalu pada 2012, para srikandi negeri matahari terbit meraih medali perak di Olimpiade London.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement