REPUBLIKA.CO.ID, MILAN -- Sekelompok penggemar Inter Milan membakar jersey AC Milan dengan nama Zlatan Ibrahimovic. Interisti melakukan itu saat merayakan gelar Serie A musim 2023/24.
Inter sudah dipastikan meraih scudetto edisi terkini. Masih tersisa lima pertandingan. Secara matematis, poin I Nerazzurri sudah tak mungkin disamai Milan di kursi runner up.
Ada 17 angka memisahkan kedua tim. Skuad polesan Simone Inzaghi berjaya di momen spesial. Kemenangan di Derby Della Madoninna atas I Rossoneri membuat pesta La Beneamata tak tertahankan lagi.
Banyak aksi ditunjukkan para penggemar. Salah satunya dengan menunjukkan penghinaan pada eks bomber sekaligus legenda hidup Milan, Ibrahimovic. Video kelakukan tifosi Nerazzurri ini beredar di media sosial.
"Beberapa fans Inter membakar kaos Milan milik Ibrahimovic di Piazza Duomo pada Senin (22/4/2024) malam (waktu setempat), saat merayakan scudetto ke-20 klub tersebut," demikian laporan yang dikutip dari Football Italia, Kamis (25/4/2024).
Saat menjalani karier sebagai pemain, Ibra juga pernah berkostum Inter. Tepatnya pada 2004 hingga 2006 lalu. Selama periode tersebut, ia tampil dalam 117 laga di berbagai ajang, dan mencetak 66 gol.
Berjalannya waktu, ia akhirnya merapat ke Milan. Rupanya pria Swedia itu lebih identik dengan Il Diavolo. Tak jarang ia mengeluarkan kata-kata negatif tentang Inter.
"Ibrahimovic mengejek Nerazzurri, terutama bintang mereka, Hakan Calhanoglu pada 2022 lalu, saat merayakan gelar Serie A bersama Rossoneri," tambahan laporan dari Football Italia.
Sosok 42 tahun itu malang melintang di sejumlah klub besar. Ibra juga pernah berkostum Juventus. Jebolan akademi Malmo itu sempat menuju Spanyol, Prancis, Inggris, dan Amerika Serikat.
Di Spanyol, Ibra membela Barcelona. Dari Barca ia menuju Paris Saint Germain di Prancis. Pemilik 122 caps Tim Nasional Swedia itu menjadi bagian dari Manchester United di Inggris pada 2016-2018.
Dari Eropa, Ibra menuju AS. Di negeri Paman Sam, ia memperkuat LA Galaxi. Lalu pada 2020, ia balik lagi ke Milan. Tiga tahun berada di Milan pada periode kedua, bomber tersebut akhirnya memutuskan gantung sepatu.