MILAN--Rabu dinihari WIB nanti (21/4), Inter Milan yang ditukangi Jose Mourinho akan menjamu Barcelona dengan Lionel Messinya pada babak semifinal leg pertama di Stadion Giuseppe Meazza, Milan. Laga ini tak hanya mempertemukan dua klub besar dengan sejarah panjang di Eropa, namun juga akan menjadi ajang penentuan kemampuan Jose Mourinho dalam menjinakkan Lionel Messi.
Di posisi yang berbeda kedua orang ini sudah menorehkan prestasi yang tak diragukan. Sebagai manajer, Jose Mourinho dikenal bertangan dingin karena selalu menorehkan kesuksesan bersama tim yang diasuhnya.
The Special One, cara Mourinho menjuluki dirinya sendiri, sukses membawa FC Porto menjuarai Liga Champions musim 2003/2004. Padahal, secara kualitas Porto saat itu masih berada satu tingkat di bawah klub-klub raksasa Eropa lainnya.
Sukses di Porto, Mourinho melanglang buana ke Inggris untuk memoles 'The Blues', Chelsea. Dan dua gelar Liga Primer diberikannya untuk klub milik taipan Rusia Roman Abramovich ini.
Sayang, Mourinho harus terdepak dari Chelsea dan pindah ke Seri A Liga Italia, bersama Inter Milan. Hasilnya, di musim pertamanya pria Portugal ini langsung memberikan gelar Seri A untuk Inter.
Mungkin satu-satunya kegeraman Mourinho adalah setelah Porto, dia belum lagi berhasil meraih trofi Liga Champions padahal justru dia menukangi klub-klub dengan kualitas jauh di atas Porto.
Kini, kesempatan untuk merengkuh juara Eropa sudah di depan mata. Masalahnya adalah Mourinho dan Inter Milan harus menghadapi Barcelona dengan Lionel Messinya yang tengah onfire.
Masih segar dalam ingatan saat Barcelona menghancurkan Arsenal 4-1 di Nou Camp. Saat itu, Lionel Messi benar-benar menunjukkan kelasnya sebagai calon legenda sepakbola dengan memborong empat gol indah ke gawang Manuel Almunia.
Jika Messi tampil prima, nampaknya belum ada satu pun pemain belakang di Eropa yang mampu menghentikan 'Si Maradona Baru' ini.
Inilah yang akan menjadi pekerjaan Mourinho. Sesumbarnya sebagai The Special One akan diuji dengan kemampuannya menghentikan Messi.
Di lini belakang, Inter memiliki sederet pemain handal seperti Walter Samuel, Lucio atau Marco Materazzi. Namun, nampaknya Mourinho akan lebih senang jika bisa menghentikan Messi sebelum mencapai jantung pertahanan.
Sebab, melihat penampilan saat menghadapi Arsenal, Messi akan sangat sulit dihentikan bahkan oleh tiga pemain sekalipun saat sudah beroleh ruang di jantung pertahanan lawan.
Adu taktik dua maestro
Jelang pertandingan melawan Barcelona, Jose Mourinho mengaku belum mengetahui taktik seperti apa yang akan digunakan lawan bertandingnya, Pep Guardiola.
"Maxwell atau Abidal yang akan main? Daniel Alves jadi bek kiri atau Alves seperti bermain di Madrid, lebih ke depan? Milito atau Puyol di jantung pertahanan? Seydou Keita di kanan atau Keita di kiri? Saya akan sangat senang mendapat jawaban dari pertanyaan-pertanyaan ini. Namun, saya kira Guardiola tidak akan menjawabnya di konferensi pers," ujar The Special One di situs resmi Inter Milan.
Mourinho juga masih meraba-raba posisi Lionel Messi dalam pertandingan dinihari nanti. Sebab, Messi bisa dimainkan di berbagai posisi. Terkadang Messi bermain sebagai sektor sayap, namun seringkali juga menjadi ujung tombak dan tak jarang Messi berperan menjadi second striker.
Meski menyiratkan memberi perhatian khusus untuk Messi, namun Mourinho nampaknya tidak akan menjaga sang bintang secara khusus. "Messi pemain penting, tetapi sepak bola bagi saya bukan soal satu pemain saja. Itu bukan tradisi saya. Jadi, tidak ada satu orang melawan Messi dan sepuluh lainnya lawan sepuluh. Itu pasti sebelas lawan sebelas, tetapi dia layak mendapat perhatian khusus karena dia istimewa," kata Mourinho.
Nampaknya, Mourinho tetap akan menggunakan pola 4-2-3-1 yang cenderung bertahan. Meski kerap dikritik karena lebih mengutamakan pertahanan, nampaknya pola ini cukup ampuh untuk menahan pola menyerang 4-3-3 Barcelona.
Pertarungan sesungguhnya adalah di lini tengah. Inter yang dimotori Wesley Sneijder diharapkan mampu menghadirkan alur bola cepat dari kaki ke kaki. Sistem seperti ini terbukti manjur menjinakkan Barcelona. Dalam ajang La Liga, alur bola cepat pernah dipratikkan Atletico Madrid saat menekuk Barca 2-0.
Sementara itu, manajer Barcelona Pep Guardiola menjanjikan timnya akan tampil sempurna saat menghadapi Inter. Menurut Pep sangat berbahaya jika Barcelona bermain di bawah standar saat menghadapi 'La Beneamata'.
Dan, meski Lionel Messi dan kawan-kawan harus menempuh perjalanan darat 14 jam menuju Milan akibat abu vulkanis yang masih menyelimuti Eropa, Pep tak ingin kondisi itu menjadi alasan timnya tampil buruk.
"Perjalanan darat adalah satu-satunya pilihan. Masih banyak orang yang terdampar di seluruh Eropa. Saya lebih memilih perjalanan darat 14 jam untuk bertanding di semifinal Liga Champions ketimbang duduk diam di rumah," tandas Pep di situs resmi Barcelona.
Bahkan Guardiola menganggap 'penderitaan' anak-anak asuhnya menempuh jalan darat 14 jam adalah salah satu syarat meraih sukses. "Untuk mencapai final kami harus mengalami penderitaan dulu karena kami melawan tim yang sangat kuat,"
Ketegasan Guardiola mendapat dukungan bek Daniel Alves. Pemain asal Brasil ini menekankan timnya datang ke Milan untuk mencari kemenangan.
Laga ajang reuni
Pertandingan ini semakin menarik tak hanya karena unsur Mourinho melawan Messi saja. Pertandingan ini merupakan ajang reuni beberapa pemain ternama.
Di kubu Barcelona, Zlatan Ibrahimovic akan menghadapi bekas klub yang dibelanya selama tiga musim dengan torehan 56 gol itu. Selain Ibra, mantan pemain Inter yang kini berseragam Barcelona adalah bek kanan Maxwell.
Kondisi ini tentu menguntungkan bagi Jose Mourinho yang sudah sangat mengenal karakter kedua pemain. Sehingga, Mourinho pasti sudah memiliki ramuan untuk mematikan pergerakan Ibra atau untuk menembus sisi kanan pertahanan Barca yang dijaga Maxwell.
Sementara di sisi Inter, satu pemain yang sudah sangat mengenal dan dikenal Barcelona adalah striker Samuel Eto'o.
Penyerang subur asal Kamerun ini pernah lima musim membela tim Catalan dan mengemas 107 gol dari 145 penampilannya untuk Barcelona.
Di Inter, Eto'o juga menjadi tumpuan Mourinho menggedor pertahanan lawan. Namun, Eto'o tentunya tak mudah menjebol gawang Victor Valdes karena lini belakang Barca tentunya sudah paham betul gaya permainan pemain yang sudah mencetak 15 gol bersama Inter Milan ini.
Reuni menarik lainnya adalah penyerang Inter Milan Diego Milito yang akan menghadapi saudaranya Gabriel Milito di jantung pertahanan Barca.
Bentrok dua Milito ini dipastikan terjadi karena Diego sudah pasti menjadi andalan Inter karena pemain Argentina ini adalah top scorer Inter sejauh ini.
Sementara Gabriel Milito akan menjaga jantung pertahanan Barca, setelah sang kapten Carles Puyol kemungkinan masih absen karena hukuman akumulasi kartu kuning.