REPUBLIKA.CO.ID, MADRID - Pelatih asal Portugal Jose Mourinho merasa kesuksesannya mengusung gelar juara di tiga liga terhebat dunia membuatnya lebih pantas menyandang julukan baru. Alih alih 'the special one', ia kini ingin dipanggil sebagai 'the only one' atau si satu satunya.
"Suka saya atau tidak, saya adalah satu satunya orang yang memenangkan tiga liga paling penting di dunia. Jadi, daripada special one, orang orang seharusnya mulai memanggil saya the only one," ujar Mourinho saat melakukan wawancara dengan televisi Portugal, SIC, Senin waktu setempat.
Gelar 'The Special One' atau sang istimewa, seperti dilansir soccerway, sebenarnya datang dari Mou sendiri. Pada 2004, ketika dirinya mulai menukangi Chelsea, ia melabeli dirinya dengan sebutan itu. Julukan itupun melekat. Terutama setelah dirinya sukses menggondol tropi Liga Primer Inggris pertama sejak 50 tahun bagi The Blues, dan mengulang hal sama di musim berikutnya.
Sejak saat itu sederet prestasi Mourinho terus terukir. Pada 2010, ia berhasil menjadikan Inter Milan sebagai klub peraih treble winner pertama di Italia. Inter kala itu mampu menyabet sekaligus Coppa Italia, Scudetto dan tropi Piala Champion.
Hijrah ke La Liga Spanyol, Mou juga sukses mempersembahkan gelar juara ke 32 untuk klub anyarnya Real Madrid. Gelar itu ia dapatkan pada musim kedua melatih Los Blancos sekaligus meruntuhkan dominasi Barcelona di liga Negeri Matador selama tiga musim.
Gelar itu sekaligus menasbihkan Mou sebagai pelatih pertama dalam sejarah yang juara di tiga kompetisi klasik Eropa (Premier League, Serie A, dan La Liga). Jika ditambah dengan gelar yang disabet saat melatih Porto, Mourinho menjadi manajer ketiga setelah Giovanni Trapattoni dan Ernst Happel yang memenangkan liga di empat negara berbeda.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
