REPUBLIKA.CO.ID,LONDON -- Paul Scholes adalah pemain terbaik Inggris, namun asma menjadi kendala bagi pemain tengah tersebut. Pujian dan penilaian ini ditulis mantan pelatih tim nasional Inggris, Sven-Goran Eriksson, di buku terbarunya, Sven: My Story, yang terbit Selasa (5/11).
Seperti dikutip BBC, Eriksson melatih tim nasional Inggris pada 2001 hingga 2006 dan Scholes merupakan satu satu pemain yang sering dipanggil Eriksson memperkuat timnas.
Pendahulu Eriksson, Glenn Hoddle dan Kevin Keegan, juga memasang Scholes.
Scholes memperkuat Inggris di Piala Dunia 1998, Piala Eropa 2000, Piala Dunia 2002, dan Piala Eropa 2004 di Portugal, dengan mencetak 16 gol di 66 pertandingan. Ia mengumumkan mundur dari sepak bola internasional setelah turnamen di Portugal antara lain karena ingin melewatkan waktu lebih banyak dengan keluarga.
Selain itu Scholes juga mengaku frustrasi karena sering dipasang di sektor kiri di tim nasional.
Ia mundur dari United pada Mei 2011 tapi berubah pikiran pada Januari 2012 dan main kembali sampai resmi mundur pada Mei lalu. "Scholes adalah pemain terbaik Inggris. Kemampuannya lengkap. Kelemahannya hanya satu, kalau ia menjatuhkan lawan, hampir pasti ia mendapat kartu kuning," kata manajer asal Swedia ini.
Menurut Eriksson hampir mustahil merebut bola dari kaki Scholes. "Dan dia tidak pernah gagal menerima umpan," kata Eriksson.
Soal pemasangan Scholes di sektor kiri, Eriksson mengakui bahwa sektor ini bukan spesialisasi Scholes. "Tapi di situlah kelemahan kami, jadi kami sering memasangnya di sektor kiri," papar Eriksson.
Eriksson pernah mempertimbangkan untuk menempatkan Scholes di sektor tengah bersama Steven Gerrard dan Frank Lampard di Piala Eropa 2004, cuma Scholes tak bisa lari secepat yang diharapkan.
Soal penampilan Scholes di turnamen ini yang tidak maksimal, Eriksson menulis bahwa cuaca musim panas membuat asma Scholes memburuk.
Di Piala Eropa ini Inggris disingkirkan Portugal di babak perempat final melalui adu penalti.