Jumat 10 Apr 2015 21:02 WIB
Kisruh PSSI

Soal Penundaan ISL, PT Liga Lempar Tanggungjawab?

Rep: Ali Mansur/ Red: M Akbar
 Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI La Nyalla Mahmud Mattalitti (tengah) bersama anggota Exco PSSI lainya Erwin Dwi Budiawan (kiri) dan Presiden Direktur PT Liga Indonesia Syahril Taher (kanan) berjalan kaki ke kantor PSSI di Jakarta, Jumat (22/2).   (Re
Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI La Nyalla Mahmud Mattalitti (tengah) bersama anggota Exco PSSI lainya Erwin Dwi Budiawan (kiri) dan Presiden Direktur PT Liga Indonesia Syahril Taher (kanan) berjalan kaki ke kantor PSSI di Jakarta, Jumat (22/2). (Re

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris PT Liga Indonesia, Tigor Salomboboy, menyatakan pemberhentian sementara kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2015 dilakukan atas pertimbangan mendalam. Keputusan pemberhentian itu adalah wewenang PSSI, bukan PT Liga Indonesia, meskipun selaku operator ISL.

Menurutnya, PT Liga Indonesia hanya menyampaikan situasi kompetisi ISL tekini, kepada PSSI. Dalam hal ini Komite Eksekutif yang membidangi kompetisi. Sehingga PSSI melalui komite tersebut memutuskan gelaran ISL diberhentikan sampai Kongres Luar Biasa (KLB). Dengan harapan, pengurus PSSI baru, terutama Komite Eksekutif dapat membuat keputusan strategis untuk ISL.

"Kalau dipaksakan terus bergulir, pasti rekan-rekan klub ISL tak akan nyaman melakoni laga. Dimana Arema Cronus dan Persebaya tidak diperoblehkan oleh BOPI (Badan Olahraga Profesional Indonesia) mengikuti kompetisi. Sedangkan 12 klub lainnya harus bertanding dengan kedua klub tersebut sesuai jadwal yang kami susun," jelas Tigor, saat dihubungi melalui seluler, Jumat (10/4).

Sementara itu, aktivis Save Our Soccer (SOS), Apung Widadi, megeluhkan sikap Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) yang kurang tegas terhadap PSSI dan PT Liga Indonesia. Akibatnya, mereka (PSSI) dengan mudahnya menunda kompetisi ISL. Seharusnya Kemenpora harus meminta pada PSSI untuk membuat jadwal baru dengan 12 klub. Bukan hanya sekedar menyurati pihak kepolisan untuk tidak memberikan izi keramaian pada Arema dan Persebaya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement