REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyelenggara Piala Jenderal Sudirman, PT Mahaka Sport and Enterteinment, tidak ingin terlalu menanggapi PSSI yang menyebut adanya pengaturan skor (match fixing) dalam turnamen bikinan Keluarga Besar TNI itu. CEO Mahaka, Hasani Abdul Gani, mempersilakan agar federasi induk sepak bola nasional nonaktif itu melakukan proses hukumnya.
"Nggak perlu ditanggapi sebenarnya. Kalau memang ada bukti-buktinya, silakan (PSSI) lakukan proses saja," kata Hasani, lewat pesan singkatnya, Sabtu (28/11).
Pun dikatakan dia, tudingan itu berawal dari dugaan internal yang disuarakan oleh PSSI (nonaktif) sendiri. "Karena ini beritanya dari mereka," sambung dia. (Baca: Panglima TNI enggan tanggapi tudingan PSSI)
PSSI menyebut adanya pengaturan skor dalam turnamen Piala Jenderal Sudirman. Tuduhan itu dilontarkan anggota Komite Etik PSSI, Haryo Yuniarto, melalui siaran pers dari laman resmi PSSI yang dikutip di Jakarta, Sabtu (28/12).
Untuk kepentingan pembuktian dugaan tersebut, PSSI akan mengambil sikap dengan berkomunikasi dengan pihak TNI dan panitia. "PSSI secara resmi akan mengirimkan surat sekaligus berkoordinasi dengan Panglima TNI dan ketua panitia penyelenggara turnamen Piala Jenderal Sudirman," kata Haryo.
Dia mengatakan upaya tersebut dilakukan oleh PSSI untuk menjaga sportivitas penyelenggaraan turnamen yang turut membawa nama TNI tersebut.
"Ketua Umum PSSI telah menugaskan Sekjen PSSI Azwan Karim serta jajaran pengurus yang terkait dengan pertandingan bersama Komite Etik PSSI untuk membantu Panglima TNI dan panitia membersihkan oknum-oknum yang diduga terlibat dalam pengaturan pertandingan untuk kepentingan pihak ketiga," kata Haryo.
Salah satu upaya yang akan dilakukan oleh PSSI adalah membentuk tim sebagai tindak lanjut terhadap dugaan pengaturan skor tersebut. Meski begitu, PSSI tak menjelaskan lebih lanjut mengenai pihak-pihak yang diduga terlibat dalam pengaturan skor tersebut.