Senin 16 May 2016 07:38 WIB

Tristan

Tristan Alif Naufal
Foto: Antara
Tristan Alif Naufal

REPUBLIKA.CO.ID, Twitter: @GilangORI

Bukalah Youtube, lalu ketik nama ini di kolom pencarian: Tristan Alif Naufal. Maka akan muncul banyak video menampillkan sosok bocah cilik yang sudah jadi sorotan dunia sejak usia enam tahun.

 

Dalam video-video tersebut, Tristan menampikan banyak aksi. Mulai dari kemampuan individu, hingga kecakapan dalam memainkan pola organisasi secara tim.

 

Mata akan dimanjakan oleh ragam tayangan yang mempertontonkan kemampuan bocah kelahiran 12 Desember 2004 ini dalam mengolah si kulit bundar. Tak hanya soal pertunjukkan skill sepak bola. Video-video tentang perjalanannya yang jadi sorotan dunia karena punya kehebatan di atas rata-rata anak seusinya ini pun banyak tersaji.

 

Satu yang paling membanggakan adalah video berjudul ‘Tristan Alif Naufal At Rotterdam’. Dalam video tersebut, Tristan tampak mendapatkan pelatihan di akademi sepak bola milik raksasa klub Liga Belanda, Feyenoord Rotterdam.

 

Tak hanya di Rotterdam. Anak bangsa kelahiran DKI Jakarta ini juga terlihat dalam sebuah video pertunjukkan skill sepak bola dengan latar gedung Akademi Ajax Amsterdam. Sebuah akademi yang sudah tenar dikenal sebagai pabrik penghasil pemain top dunia.

 

Tristan betul-betul membanggakan. Kemunculannya di dua video internasional tersebut bukan kebetulan semata. Tapi, memang terjadi karena dia pernah mendapatkan kesempatan berlatih di Feyenoord dan Ajax selama beberapa tahun. Puncaknya saat menimba ilmu di Ajax, Tristan sempat meraih Most Valuable Player (MVP) dalam ajang Ajax Academy Summer Camp 2014 silam.

 

Pemberitaan mengenai putra dari pasangan Ivan Trianto dan Irma Lansano ini pun langsung merebak. Tak hanya di tanah air, tapi di dunia. Bakat murni yang dimiliki Tristan bahkan disejajarkan dengan mega bintang dunia, Lionel Messi.

 

Mulai dari legenda Belanda, Edwin van Der Sar, juru taktik sohor Spanyol, Josep Guardiola, hingga pelatih senior akademi Liverpool Internasional Football Academy (LFCIFA), Paul Barratt, ramai-ramai melontarkan pujiannya. Di mata mereka, Tristan harus segera diboyong ke Eropa agar bakatnya tak sia-sia.

 

Tentu saja, Ajax dan Feyenoord juga sudah memikirkan apa yang muncul di benak van Der Sar, Guardiola, dan Barraatt. Kedua klub membuka pintu lebar-lebar bagi Tristan untuk masuk ke dalam akademi mereka. Ajax bahkan lebih agresif. Nama Tristan mereka proyeksikan masuk ke dalam Ajax U-12.

 

Namun hingga saat ini, Tristan belum terikat oleh klub manapun. Bakatnya belum boleh digunakan atau setidaknya mendapatkan kesempatan diasah oleh klub di Eropa karena terbentur regulasi FIFA. Aturan tersebut mengaharuskan Tristan bermukim di Eropa bersama kedua orang tua yang punya penghasilan tetap untuk menghidupi biaya sehari-hari. Sebuah aturan yang sebenarnya sangat bisa dipenuhi.

 

Namun kenyataannya, ayah dan ibu Tristan bukanlah pekerja yang punya penghasilan di Eropa. Baik  Ivan dan Irma, hanya ingin melihat anaknya mendapatkan tempat yang tepat untuk meruncingkan talenta. Agar kelak, berguna bagi sepak bola Indonesia. Sayang, tak ada bantuan yang datang untuk memecahkan masalah demi terpenuhinya aturan tersebut. Kesempatan mengawali sinar di Belanda pun harus sirna dengan pahitnya.

 

Kini, sejak April lalu Tristan mendapat tawaran untuk bergabung dengan tim U-13 klub asal Spanyol, Getafe. Namun lagi-lagi sebuah persyaratan harus Tristan penuhi.

 

Kali ini lebih mudah,  ayah dan ibu Tristan ‘hanya’ perlu menyediakan mahar sebesar 175 ribu euro atau setara Rp 2,5 miliar untuk program izin tinggal di Spanyol. Namun kesempatan ini pun rentan kandas. Penyebabnya, Tristan dan keluarganya baru mengumpulkan dana Rp 500 juta hasil patungan sejumlah pihak. Padahal, tenggat waktu pembayaran adalah Juni mendatang.

 

Pemerintah Indonesia pun diminta bergerak. Banyak langkah nyata sudah dilakukan sejumlah pihak. Hanya tinggal pemerintah yang belum menunjukkan kepastian sikap. Padahal masih segar dalam ingatan, ketika pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menyetujui bantuan ratusan miliar bagi pembalap Rio Haryanto demi berlaga di ajang Formula 1.

 

Kini kucuran dana serupa sangat dibutuhkan putra bangsa lainnya. Jumlah yang diperlukan bahkan jauh lebih sedikit. Tentu pemerintah akan sangat bijak bila segera mengambil sikap. Sebuah sikap yang kelak akan menyelamatkan Tristan dari label bintang Youtube semata.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement