Rabu 10 Aug 2016 17:41 WIB

Suporter Terdiam Lihat Triyatno Gagal di Olimpiade

Rep: agus raharjo/ Red: Citra Listya Rini
Triyatno
Foto: REUTERS/Yves Herman
Triyatno

REPUBLIKA.CO.ID, Laporan langsung wartawan Republika.co.id, Agus Raharjo dari Rio de Janeiro.

RIO DE JANEIRO  --  Sebenarnya masyarakat Indoensia sangat berharap Indonesia kembali mengalungi medali dari cabang olah raga Angkat Besi. Lifter Triyatno yang meraih medali Perak di Olimpiade 2012 London diharap menambah medali di kelas 69 kg setelah dua medali diraih Eko Yuli Irawan dan Sri Wahyuni Agustiani di kelas berbeda.

Namun, Triyatno akhirnya harus mengakui keunggulan lawannya setelah  berada di urutan 8 dengan total beban 317 kg. Medali Emas akhirnya direbut lifter asal China, Shi Zhiyong.

Pertandingan Angkat Besi kelas 69 kg memang menarik perhatian. Meski tak penuh, sebagian kursi terisi. Terutapa zona tempat duduk yang ada di hadapan panggung para lifter unjuk kekuatan. Banyak suporter membentangkan bendera negara masing-masing. Paling banyak, tentu saja negara Amerika Latin seperti Kolombia, Argentina, dan Brasil sebagai tuan rumah.

Juga ada yang membawa bendera Turki, Cina maupun Prancis. Bagaimana Indonesia? Suporter Indonesia yang memang diisi oleh tim delegasi, pendukung dan staf KBRI lebih memilih mengenakan jaket bertuliskan Indonesia dengan warna merah kebanggaan.

Namun, jumlah suporter Indonesia dapat dihitung jari. Tak ada suporter Indonesia yang bukan berasal dari kontingen, tim pendukung maupun KBRI di Brasil. Mereka duduk di bagian kiri dari panggung.

Sesekali teriakan nama Triyatno saat lifter kelahiran Metro Lampung itu akan mencoba mengangkat beban dilakukan. Tapi jangan dibayangkan gemuruh sorakan seperti saat lifter lain berhasil menganggat beban di hadapan mereka.

Saya duduk di kursi sebelah Barat Laut dari panggung. Duduk di kursi bagian tengah sedikit ke atas. Hal itu memudahkan saya meihat ke segala arah, dimana para Jaket Merah dengan tulisan Indonesia warna putuh berkumpul. Namun, setelah beberapa kali Triyatno gagal mengangkat beban, Jaket Merah Indonesia menyebar. Entah kemana.

Tak ada lagi teriakan bahkan sorakan saat lifter kelahiran Metro Lampung itu mencoba mengangkat beban. Sorakan Indonesia tak semeriah saat Eko Yuli maupun Sri Wahyuni berhasil mengatasi beban di hadapannya. Beberapa tim pendukung juga harus terdiam dengan beberapa kali percobaan yang gagal dilakukan Triyatno.

Harus diakui, Triyatno memang jauh tertinggal dari pesaing-pesaingnya di kelas 69 kg. Ketua PB PABBSI, Rosan Perkasa Roeslani yang ditemui usai pertandingan memang sudah memprediksi kekalahan ini. Sebab, pihaknya sudah memerkirakan sejauh apa kekuatan lawan yang dihadapi Triyatno di kelas 69 kg.

Tapi, seluruh tim sudah memberi semangat pada Triyatno untuk hanya memikirkan berjuang, tanpa harus memikirkan untuk meraih kemenangan. “Tapi ya seperti yang sudah kita perkirakan, lawannya lihat saja memang luar biasa,” ujar Rosan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement