Jumat 29 Sep 2017 06:30 WIB

Inikah Era Kebangkitan Klub Inggris di Liga Champions?

Penyerang Manchester United Romelu Lukaku (kiri) saat menjebol gawang CSKA Moskow.
Foto: EPA-EFE/YURI KOCHETKOV
Penyerang Manchester United Romelu Lukaku (kiri) saat menjebol gawang CSKA Moskow.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Gilang Akbar Pambadi

MOSKOW -- Tim-tim Liga Primer Inggris terus menunjukkan taringnya di ajang Liga Champions 2017/2018. Para perwakilan Inggris di ajang ini tak menyia-nyiakan status mereka sebagai duta dari negara yang punya lima tim di putaran final.

Kecuali Liverpool, empat tim lainnya Manchester United, Manchester City, Chelsea, dan Tottenham Hotspur sukses mendulang enam angka dari dua laga awal babak penyisihan. Atas keberhasilan mereka, tiga di antaranya kini memuncaki grup masing-masing. yakni, United di Grup A, Chelsea di Grup C, dan City di Grup F. Sementara Spurs, harus mengalah duduk di peringkat kedua klasemen sementara Grup H dari Real Madrid yang punya surplus gol lebih baik.

Adapun Liverpool, meski cuma mengumpulkan dua angka dari dua pertandingan, langkah mereka tak terlalu buruk. Juara Liga Champions 2005 ini belum terkalahkan dengan selalu meraih hasil seri di dua laga awal.

Legenda Inggris Gary Lineker pun memuji sepak terjang klub-klub asal negaranya. Menurut mantan striker Spurs ini, langkah para duta Inggris patut diapresiasi. Meskipun perjalanan Liga Champions baru memasuki pertandingan kedua, Lineker melihat ada potensi dahsyat dari kelima tim.

Menurut dia, City, Spurs, Chelsea, Liverpool, dan United menunjukkan ambisi serius dalam menorehkan prestasi setelah pada tahun-tahun sebelumnya selalu nelangsa. Terutama Chelsea, Liverpool dan United, Lineker menilai ketiga tim ini mempertontonkan gairah tinggi setelah sempat absen dari ingar bingar Liga Champions musim sebelumnya.

"Anda tak bisa buru-buru mengambil kesimpulan dari penampilan tim di dua laga saja. Tapi apa yang mereka lakukan menunjukkan sebuah keinginan hebat. Saya pikir kami layak berekspektasi besar musim ini," kata Lineker dikutip dari Daily Star, Kamis (28/9).

Semangat serupa juga, kata dia, terpancar dari penampilan City dan Spurs yang musim lalu melalui perjalanan buruk di Liga Champions. City cuma sampai babak perdelapan final, sedangkan Spurs lebih buruk lagi. Tim yang dibela Lineker dari 1989 sampai 1992 ini tak mampu lolos dari penyisihan grup.

"Yang membedakan dari penampilan mereka saat ini adalah soal bertambahnya pengalaman. Saya sangat optimistis dengan perjalanan mereka," kata Lineker.

Kebahagiaan atas sukses di dua laga awal memang terpancar dari para pelatih perwakilan klub Inggris di Liga Champions musim ini. Juru taktik United, Jose Mourinho, dan pelatih Chelsea, Antonio Conte, misalnya, menilai musim ini adalah momen tepat bagi tim mereka untuk berprestasi di Eropa.

Mourinho mengantarkan United menang 3-0 atas Basel dan 4-1 melawan CSKA Moskow. Ia mengatakan penampilan pasukannya sangat baik sebagai tim yang sudah setahun penuh absen di Liga Champions.

"Penampilan tim ini tak terlalu baik sejak terakhir kali mengikuti Liga Champions (musim 2015/2016). Jadi saya pikir ini adalah pencapaian yang sangat menjanjikan," kata Mourinho dikutip dari laman resmi UEFA, Kamis.

Adapun Conte, usai membawa Chelsea menang 6-0 melawan Qarabag FK dan 2-1 atas Atletico Madrid, ia menyebut pasukannya punya komitmen tinggi untuk berprestasi di tanah Eropa. Komitmen tersebut semakin jelas terlihat ketika timnya menang dramatis atas Atletico. Pada laga tersebut, Chelsea sempat tertinggal 0-1, tapi bisa menyamakan kedudukan dan kemudian menang setelah pada menit-menit terakhir mencetak gol kedua.

"Saya sangat bahagia, hasil laga melawan Atletico menunjukkan adanya gairah besar dalam hati setiap pemain tim ini untuk menang. Saya benar-benar puas," kata Conte.

Pandangan sedikit berbeda diutarakan oleh pelatih City, Josep Guardiola. Juru taktik yang musim lalu baru datang untuk menukangi City ini mengatakan, hasrat untuk memenangkan trofi Liga Champions harus berbanding lurus dengan realita padatnya kompetisi domestik di Inggris.

Dalam hal ini, Guardiola menyoroti turnamen Piala Liga Inggris yang banyak menyulitkan tim-tin Bumi Ratu Elizabeth untuk tampil prima di kancah Benua Biru. Dengan jadwal tiga kompetisi sekaligus, Liga Primer Inggris, Piala FA, ditambah Piala Liga Inggris, tenaga para pemain sangat terkuras.

"Saya tak bermaksud memandang negatif. Saya menghargai tim lain yang total di Piala Liga Inggris, termasuk sponsor, tapi jika kami diberi nafas lebih panjang untuk rehat maka itu akan sangat baik," kata Guardiola.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement