REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Pelatih Tim Nasional Indonesia Luis Milla tidak ingin terlalu jauh berkomentar soal gejolak politik yang sedang terjadi di negara asalnya, Spanyol. Juru taktik yang pernah bermain untuk klub asal Katalan, Barcelona, itu mengaku sangat sedih dengan situasi yang dialami negaranya tersebut.
Namun, Milla enggan memberikan statemen bermuatan politik saat jumpa pers jelang laga melawan Kamboja pada Rabu (4/10). "Saya sedih negara saya begitu," kata Milla kepada awak media saat ditemui di Hotel Aston Bekasi, Jawa Barat, Selasa (3/10).
Luis Milla juga pernah memperkuat Real Madrid, yang tak lain merupakan rival abadi Barcelona. Milla mengawali karier bersama klub Truel, setelah itu bermain untuk akademi Barcelona, La Masia.
Di tim senior, Milla turut membantu Barcelona meraih gelar juara La Liga pada musim 1984, Copa Del Rey 1989 dan Piala Winners pada 1989. Kemudian pada 1990, Milla memutuskan untuk hijrah ke Madrid.
Sebelumnya, pada Ahad (1/10), masyarakat Katalan mengikuti referendum untuk memutuskan memerdekakan diri dari Spanyol atau tidak. Referendum sempat mengalami kerusuhan, akibatnya Barcelona harus rela bertanding tanpa penonton ketika menjamu Las Palmas.
Sebelumnya, La Blaugrana meminta penundaan laga pekan ke-7 tersebut namun ditolak oleh pihak keamanan dan otoritas liga. Lionel Messi Cs memenangkan laga dengan skor 3-0.