Kamis 07 Dec 2017 15:03 WIB

Usai Penantian Panjang, Stadion della Roma Segera Dibangun

Rep: Taufiq Alamsyah Nanda/ Red: Endro Yuwanto
Stadion Olimpico di Roma.
Foto: Republika/Erik PP
Stadion Olimpico di Roma.

REPUBLIKA.CO.ID,  ROMA -- Proyek Stadion della Roma akhirnya disetujui oleh pemerintah kota pada Selasa (5/12) waktu setempat. Stadion ini diproyeksikan siap pakai pada musim kompetisi 2020/2021.

Kabar ini menjadi pelengkap kegembiraan klub AS Roma usai mengamankan tiket 16 besar Liga Champions pada Rabu (6/12) dinihari WIB.

Sebuah pertemuan diadakan dengan berbagai lembaga dan direktur infrastruktur untuk mematangkan rencana tersebut. Dewan kota menyetujui untuk menanggung sebagian anggaran pembangunan untuk stadion yang berada di kawasan Tor di Valle tersebut.

Presiden AS Roma James Pallotta tak bisa menutupi kegembiraannya atas kandang baru bagi timnya. "Saya senang karena saya tahu keputusan ini sangat berarti bagi Roma, untuk masa depan klub kami, dan untuk fan, kami ingin memberi mereka rumah yang layak didapatkan," katanya dikutip football-italia, Rabu.

Pallotta pertama kali mempresentasikan rencana stadion pada Maret 2014 bersama dengan Wali Kota Roma Ignazio Marino. Pada saat itu ia mengatakan bahwa stadion akan siap untuk musim 2016/2017. Tapi proyek masif tertunda oleh masalah lingkungan dan kritik atas pendanaan publik.

Biaya proyek pada awalnya bernilai 1,6 miliar euro, menyedot lebih dari 200 juta euro dari dana publik. Kemudian bulan lalu pemerintah membuat persetujuan untuk melanjutkan pembangunan setelah kegagalan Italia melangkah ke Piala Dunia 2018.

"Lampu hijau menegaskan bahwa negara kami dapat menarik investasi," kata Menteri Olah Raga Italia Luca Lotti.

Stadion ini berada di antara pusat kota dan Bandara Leonardo DaVinci. Dengan desain yang terinspirasi oleh Colosseum, stadion akan berkapasitas 52.500 penonton dan dapat diperluas menjadi 60 ribu penonton untuk pertandingan besar.

Roma saat ini berbagi 72 ribu kursi Stadio Olimpico dengan rival sekota, Lazio. Namun stadion tersebut, yang memiliki trek lari dan pemandangan buruk, dianggap sudah ketinggalan zaman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement