Ahad 14 Jan 2018 19:32 WIB

PSSI Bentuk Otoritas Penyelesaian Sengketa Pemain

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Ratna Puspita
Ketua Umum PSSI Letjen Edy Rachmayadi (kedua kiri) didampingi Wakil I Ketua Umum Bidang Pembinaan Prestasi Olahraga dan bidang Pembinaan Organisasi Suwarno (kiri) serta sejumlah pengurus PSSI melakukan pemukulan gong tanda dibukanya Kongres PSSI 2018 di Indonesia Convention Exebition, Tangerang, Banten, Sabtu (13/1).
Foto: ANTARA/Muhammad Iqbal
Ketua Umum PSSI Letjen Edy Rachmayadi (kedua kiri) didampingi Wakil I Ketua Umum Bidang Pembinaan Prestasi Olahraga dan bidang Pembinaan Organisasi Suwarno (kiri) serta sejumlah pengurus PSSI melakukan pemukulan gong tanda dibukanya Kongres PSSI 2018 di Indonesia Convention Exebition, Tangerang, Banten, Sabtu (13/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PSSI akan membentuk badan pengadilan baru. Badan ini disebut sebagai National Dispute Resolution Chamber (NDRC) atau otoritas penyelesaian sengketa para pemain-pemain domestik di Liga Indonesia. Badan baru ini merupakan salah satu dari keputusan Kongres Biasa PSSI 2018 tentang keorganisasian. 

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Ratu Tisha Destria menerangkan, NDRC akan terbentuk dan dapat berjalan pada musim kompetisi 2018. Pembentukan NDRC, Ratu menjelaskan sebagai upaya PSSI membuat kamar aduan baru dan ruang penyelesaian sengketa pemain yang selama ini diserahkan ke PSSI. 

“NDRC badan sendiri untuk menjadi ruang penyelesaian dari aduan pemain-pemain. Sifatnya domestik,” ujar dia usai Kongres PSSI di Tangerang Selatan, Banten, pada Sabtu (13/1).

Ratu mengatakan, ada dua hal pokok dalam NDRC ini. Pertama sebagai pembentuk aturan terkait kontrak pemain. Kedua sebagai badan pengadil bagi pemain-pemain yang bersengketa lantaran kontrak bermainnya. “Tahun ini juga sudah dimulai setelah enam bulan pengkajian di internal PSSI,” sambung dia.

NDRC ini, menurut Ratu, baru pertama kali muncul di asosiasi sepak bola nasional. Selama ini, PSSI menjadi lembaga yang turun langsung menjadi penengah terkait sengketa pemain. Padahal, menurut dia, semestinya penyelesaian sengketa tersebut ada di ranah badan di bawah PSSI lain. 

Selain membentuk NDRC, keputusan Kongres PSSI 2018 juga sepakat mengenai perampingan struktur kepengurusan PSSI 2016-2020. Di bawah komando Ketua Umum Letnan Jenderal (Letjen) Edy Rahmayadi kepengurusan asosiasi sepak bola nasional tampak kegemukan. Terutama dalam bagan struktur di Komite Tetap. Tercatat ada sebanyak 17 Komite Tetap yang diketua 17 anggota.

Lewat keputusan Kongres Biasa yang dihadiri 93 dari 106 pemilik suara, PSSI setuju memangkas bagan struktur Komite Tetap menjadi 12 ketua. Ratu menejelakan lima Komite Tetap yang akan dihapus tersebut antara lain melebur Komite Tetap bidang Medis ke dalam bidang Teknis dan Pengembangan.

Komite Tetap bidang Marketing dan Konsultan Televisi serta Media yang saat ini terpisah akan dijadikan satu. Terakhir Komite Tetap bisang Studi dan Strategis serta Pengembangan  digabungkan ke dalam satu bidang, yakni sepak bola. 

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement