Kamis 01 Mar 2018 19:11 WIB

Marcus Sebut Aturan Servis Terbaru dari BWF Masih Rancu

Aturan tersebut sebaiknya diterapkan saat sudah ada alat yang bisa mendeteksi servis

Ganda putra Indonesia Marcus Fernaldi Gideon dan Kevin Sanjaya Sukamuljo mengembalikan kok kearah lawannya pebulutangkis Cina Li Junhui dan Liu Yuchen dalam babak final Daihatsu Indonesia Master 2018 di Istora Senayan, Jakarta, Ahad (28/1).
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Ganda putra Indonesia Marcus Fernaldi Gideon dan Kevin Sanjaya Sukamuljo mengembalikan kok kearah lawannya pebulutangkis Cina Li Junhui dan Liu Yuchen dalam babak final Daihatsu Indonesia Master 2018 di Istora Senayan, Jakarta, Ahad (28/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) akan menerapkan aturan baru mengenasi servis 115 sentimeter mulai tahun 2018 ini. Pebulu tangkis ganda putra Indonesia, Marcus Fernaldi Gideon, menilai aturan baru tersebut masih rancu.

"Dari dulu, aturan servis itu memang rancu, fault atau enggaknya tuh seperti nggak pasti. Besok bisa fault, selanjutnya bisa nggak fault," kata Marcus saat ditemui di Cipayung, Kamis (1/3).

Rancunya aturan itu, menurut Marcus, karena penentuan kesalahan atau tidaknya servis masih tergantung dari hakim servis yang bertugas saat pertandingan.

"Kami belum pernah tahu servisnya seperti apa, karena dari cara melihatnya pun beda-beda. Semua tergantung dari mata service judge-nya. Kalau misalnya mata dia silinder, mungkin nanti bisa bermasalah," ujar dia.

Lebih lanjut, Marcus menyebut sebaiknya aturan tersebut diterapkan jika sudah ada semacam alat pendeteksi sehingga bisa didapatkan keputusan yang adil saat pertandingan dan tidak merugikan para atlet nantinya.

"Kalau BWF mau buat peraturan seperti ini, seharusnya mereka punya alat semacam 'hawk eye' untuk mendeteksi servis seorang pemain atau ada sensornya. Kalau enggak begitu ya enggak fair dong," ucap dia.

Dengan tinggi badan 168 sentimeter, Marcus mengaku aturan servis yang baru itu cukup menyulitkannya. Sebagai persiapan dirinya bertarung di turnamen bulu tangkis All England 2018, dia dan pasangannya, Kevin Sanjaya Sukamuljo, sudah berlatih dengan melibatkan service judge Indonesia bersertifikat internasional.

"Buat saya yang badannya pendek saja susah, apalagi bagi pemain dengan tinggi sampai 190 cm. Pasti dia harus jongkok-jongkok servisnya," ujar Marcus.

BWF sendiri menetapkan aturan baru yang mewajibkan setiap pemain untuk melakukan servis dengan tinggi maksimal kok 115 cm dari permukaan lapangan. Aturan tersebut mulai diberlakukan pada turnamen All England 2018 yang akan berlangsung di Arena Birmingham, Inggris, 14-18 Maret.

Marcus dan Kevin sendiri juga turun dalam turnamen tertua di dunia tersebut. Pada putaran pertama All England 2018, Marcus/Kevin yang merupakan juara bertahan, akan langsung melawan rekan mereka sesama atlet pelatnas, Angga Pratama/Rian Agung Saputro yang merupakan pertemuan perdana kedua pasangan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement