Rabu 08 Aug 2018 06:41 WIB

Mantan Pemain Chelsea Ini Jadi Sasaran Rasis di Liga Cina

Demba Ba, striker Shanghai Shenhua diejek dengan kata-kata terkait warna kulit

Rep: Febrian Fachri/ Red: Hazliansyah
Demba Ba
Foto: EPA/TOLGA BOZOGLU
Demba Ba

REPUBLIKA.CO.ID, SHANGHAI -- Mantan penyerang Chelsea Demba Ba menjadi korban rasis dari salah satu lawannya di Liga Cina. Ba yang merupakan striker Shanghai Shenhua, mendapatkan lontaran kata-kata yang mengejek warna kulit saat membela klubnya melawan Changchun Yatai.

Salah satu pemain Changcun, Zhang Li menghina Ba saat keduanya terlibat benturan di tengah pertandingan.

Kasus ini sedang diinvestigsi oleh otoritas sepak bola Cina. Bila Li terbukti menghina pemain asal Senegal itu, maka Li akan mendapatkan sanksi berat.

"Jika ini benar, akan ada hukuman keras sesuai dengan aturan. Kami menentang perilaku rasis dalam bentuk apa pun," begitu keterangan dari pejabat FA Cina, dikutip dari The Straits Time, Selasa (7/8).

Pertandingan antara Changchun melawan Shenhua dilaksanakan pada Sabtu (4/8) kemarin di Stadion Changchun's People. Laga berkesudahan dengan skor 1-1.

Ba sebenarnya tidak menyadari kalau dia telah menjadi sasaran tindakan rasis. Ia baru sadar ketika ada unggahan lewat potongan video tayangan ulang di sosial media. Tapi Ba belum memberikan komentar apappun terkait insiden rasis ini.

Sepak bola Cina baru mengetahui adanya aksi rasis dari Li ketika konferensi pers pasca laga di mana tim Shenhua mengatakan ada pemain Changchun yang telah bertindak rasis.

"Seorang pemain Yatai telah mengatakan dengan bahasa menghina Ba," ujar pelatih Shenhua Wu Jingui.

Publik sepak bola Cina didorong agar meningkatkan pengawasan terhadap pelanggaran baik teknis maupun non teknis. Negara tersebut dalam tiga tahun terakhir gencar mendatangkan pesepak bola top dunia untuk meningkatkan kualitas sepak bola negeri tirai bambu.

Ba sudah main di Shenhua sejak 2015 lalu. Ia sempat dipinjamkan ke Besiktas setahun dan Göztepe S.K. sebelum balik lagi ke Shenhua musim ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement