Ahad 09 Sep 2018 07:44 WIB

Osaka Kalahkan Williams di Final Kontroversial AS Terbuka

Williams mendapatkan penalti dari wasit Carlos Ramos.

Petenis Jepang, Naomi Osaka, melepaskan pukulan backhand saat menghadapi petenis Australia, Ashleigh Barty, dalam pertandingan putaran ketiga turnamen tenis Australia Terbuka di Melbourne, Australia, Sabtu (20/1).
Foto: AP/Dita Alangkara
Petenis Jepang, Naomi Osaka, melepaskan pukulan backhand saat menghadapi petenis Australia, Ashleigh Barty, dalam pertandingan putaran ketiga turnamen tenis Australia Terbuka di Melbourne, Australia, Sabtu (20/1).

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Naomi Osaka menjadi petenis pertama Jepang yang menjuarai Grand Slam setelah ia menang 6-2, 6-4 atas Serena Williams pada final AS Terbuka yang kontroversial pada Ahad (9/9) dini hari WIB. Ia menang dalam laga final kontroversial setelah Williams mendapatkan penalti dari wasit.

Dengan Osaka mengendalikan permainan setelah memenangi set pertama, wasit asal Portugal Carlos Ramos membuat kesal Williams ketika ia memberikan code violation kepada juara Grand Slam 33 kali itu di gim kedua set kedua. Ramos menilai, pelatih Williams, Patrick Mouratoglou memberikan sinyal-sinyal tertentu dari boks sang petenis.

Sederet tingkah laku buruk kemudian dilakukan Williams dan ia mendapatkan penalti poin karena membanting raketnya sebelum kemudian diberikan penalti gim saat tertinggal 3-4 setelah ia meluncurkan serangan verbal terhadap Ramos. Williams menuduh Ramos sebagai 'pembohong' dan 'pencuri' karena telah mencuri poin darinya.

Penalti gim membuat Osaka memimpin 5-3. Petenis Jepang berusia 20 tahun itu pun menjaga ketenangannya untuk mengukir kemenangan bersejarah di Flushing Meadows.

Peringatan pelatih merupakan pemicu kemarahan pertama Williams, yang berteriak kepada Ramos bahwa dirinya adalah seorang ibu dan tidak akan pernah berbohong. "Saya tidak pernah curang untuk menang dan memilih kalah," kata Williams kepada Ramos.

Situasi kelihatannya telah kembali normal ketika Williams akhirnya mampu mematahkan servis Osaka untuk pertama kalinya untuk memimpin 3-1. Namun, beberapa hal berada di luar kontrol ketika petenis Jepang 20 tahun itu balas melakukan servis, membuat mantan petenis peringkat satu dunia itu membanting raketnya dan Ramos mengeluarkan penalti poin.

Hal itu memicu kemarahan lain dari Williams yang diikuti penalti gim, membuat para penonton mencemooh dan membuat petenis AS itu semakin marah. Belakangan Mouratoglou mengakui bahwa dirinya berusaha untuk memberi instruksi kepada Williams dari tribun penonton dengan tangannya, namun menuding pelatih Osaka, Sascha Bajin, melakukan hal serupa.

"Saya jujur. Saya memberi instruksi," kata Mouratoglou. "Saya pikir ia tidak melihatnya pada satu kesempatan."

"Sascha juga memberi instruksi pada setiap poin."

Akhir kontroversial itu membayang-bayangi apa yang semestinya menjadi momen indah bagi Osaka. Berdiri di podium menanti untuk diberikan trofinya dan cek pemenang sebesar 3,8 juta dolar AS, Osaka hanya mendengar cemoohan ketika para penonton menyuarakan rasa frustrasi mereka terhadap Ramos, yang berdiri di tepi lapangan.

"Saya tahu semua orang mengejek dia dan saya menyesal ini harus berakhir seperti ini," kata Osaka. "Saya hanya ingin berterima kasih kepada Anda yang menyaksikan pertandingan."

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement