Rabu 26 Sep 2018 15:01 WIB

Pelatih PSIS Semarang Kebingungan Liga 1 Dihentikan

Diperlukan langkah-langkah cerdas untuk menyelesaikan permasalahan antarsuporter.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Endro Yuwanto
Logo PSIS
Logo PSIS

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelatih PSIS Semarang Jafri Sastra mengaku kebingungan dengan keputusan PSSI yang menghentikan kompetisi Liga 1 hingga waktu yang tidak ditentukan. Menurut Jafri tak adanya batas waktu penghentian kompetisi membuat klub kesulitan dalam membuat program latihan bagi para pemain.

“Ini yang sedikit jadi problem oleh seorang pelatih. Tidak adanya batas waktu sampai kapan dihentikan. Artinya, pelatih untuk sementara meraba dulu program yang akan diberikan ke pemain,” ujar Jafri kepada Republika.co.id pada Rabu (26/9).

Mantan pelatih Persis Solo itu mengatakan, klub mulai dari manajemen hingga pelatih akan menggelar rapat untuk membahas keputusan PSSI tersebut. Dalam agenda pertandingan terdekat, PSIS dijadwalkan melakoni pertandingan dengan Persela Lamongan. Pertemuan kedua klub berlangsung akan berlangsung pada Ahad (30/9).

Sementara itu, Jafri menghargai sikap Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia (APPI) yang juga menyatakan mogok bermain utuk sementara waktu. Menurut Jafri, diperlukan langkah-langkah cerdas untuk menyelesaikan permasalahan antarsuporter sehingga tidak lagi terjadi bentrok di masa mendatang.

 

Jafri pun menilai usulan Gubernur DKI Jakarta Anis Baswedan dalam diskusi publik di sebuah stasiun televisi swasta yang mewacanakan pembentukan badan khusus untuk melakukan pendampingan terhadap The Jakmania, dapat menjadi inspirasi bagi daerah-daerah lainnya.

Pelatih yang pernah menukangi Semen Padang itu juga menilai perlu adanya kerja sama dan kesadaran semua pihak, terutama agar tidak memunculkan ujaran-ujaran kebencian bersifat provokatif di media sosial (medsos) sehingga menimbulkan konflik yang lebih runyam dan berkepanjangan. "Yang sangat tidak bagus itu komen-komen di medsos dan masing-masing pihak suporter. Ini yang sangat besar memicu kebencian, ada fitnah, kata-kata tak wajar," katanya menjelaskan.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement