Kamis 29 Nov 2018 17:35 WIB

Presiden Conmebol Kutuk Kericuhan Final Copa Libertadores

Terhitung dua kali laga Super Clasico tertunda.

Rep: Anggoro Pramudya/ Red: Israr Itah
Pendukung River Plate bentrok dengan pihak keamanan jelang final Copa Libertadores.
Foto: AP Photo/Sebastian Pani
Pendukung River Plate bentrok dengan pihak keamanan jelang final Copa Libertadores.

REPUBLIKA.CO.ID, BUENOS AIRES -- Aksi vandalis yang dilakukan pendukung River Plate ke pemain Boca Juniors membuat pertandingan leg kedua final Copa Libertadores 2018 terpaksa ditunda. Presiden Conmebol Alejandro Dominiguez pun mengutuk insiden tersebut.

"Yang kami lalui selama akhir pekan kemarin bukanlah sepak bola. Itu penyakit yang harus dihapus," kata Dominiguez dikutip The Ringer, Kamis (29/11).

Terhitung dua kali laga Super Clasico tertunda. Pertandingan yang seharusnya dimainkan di Stadion El Monumental, Ahad (25/11), ditunda pada Senin (26/11). Tapi, lagi-lagi laga tak bisa digelar.

Akar dari insiden yang terjadi adalah penyerangan bus pemain Boca oleh fan River di luar stadion. Botol dan benda lainnya menyebabkan kaca bus pecah dan melukai beberapa pemain Los Xeneizes, termasuk Pablo Perez yang harus dilarikan ke rumah sakit setelah terluka pada matanya. 

 

"Kekerasan tidak memiliki tempat dalam sepak bola. Justru semangat seharusnya tidak dapat disetarakan dengan kekerasan," sambung Dominiguez.

Usai melakukan pertemuan dengan kedua belah pihak di Paraguay, Derby Super Clasico akhirnya ditunda hingga 8 atau 9 Desember dengan kesepakatan bermain di luar Argentina untuk menghindari amukan para suporter.

Pada 2015 silam, insiden penyerang juga sempat terjadi kepada pemain River oleh pendukung Boca. Dalam babak 16 besar Copa Libertadores, para suporter Boca menyemprotkan cairan bubuk merica ke arah pemain lawan yang membuat klub yang pernah dibela Diego Maradona didiskualifikasi dari turnamen itu.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement