Jumat 30 Nov 2018 20:43 WIB

Satya Wacana Tumbangkan Hangtuah

Satya Wacana menang dengan skor 81-78

Rep: Fitriyanto/ Red: Hazliansyah
Pemain asing Satya Wacana Salatiga Ronald Whitaker (kiri).
Foto: Dok IBL
Pemain asing Satya Wacana Salatiga Ronald Whitaker (kiri).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satya Wacana Salatiga berhasil memetik kemenangan dalam laga perdana mereka di pentas IBL Pertamax 2018/2019. Menghadapi Hangtuah, Jumat (30/11), di GOR Sahabat Semarang, Satya Wacana menang dengan skor 81-78.

Satya Wacana mampu mendominasi permainan sejak awal. Tembakan tiga angka tim asuhan Efri Meldi ini menghujani ring Hangtuah. Sebaliknya Hangtuah lebih banyak mengandalkan bigman mereka, yakni Jarad Scott yang mampu mencetak 37 angka dalam gim ini.

"Game plan kami berjalan. Kami pelajari permainan Hangtuah lewat youtube saat uji coba," kata pelatih Satya Wacana, Efri Meldi, dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Jumat (30/11) malam.

Kendati demikian Efri mengakui laga melawan Hang Tuah tidaklah mudah. Terlebih untuk menjaga big man mereka Jarrad Scott. 

"Kalau one on one jaganya kami pasti kalah. Harus double team, namun double team kami kurang cepat," katanya.

Menurut Efri, pemain asing yang mereka punya, Ronald Whittaker lebih bertipikal guard. Sehingga tidak bisa mengimbangi permainan Scott.

"Memang rencananya kami mau maksimalkan big man lokal, tetapi cederanya Lakay sebelum kompetisi membuat rencana berubah," kata Efri.

Minim big man membuat pertahanan tidak maksimal. "Untungnya Ronald bagus saat offense. Ketika Maddarious Gibbs dijaga, Ronald bisa mencetak angka," ujarnya.

Pelatih Hangtuah, Andika Supriadi Saputra mengaku timnya kecolongan di babak pertama. "Babak kedua kami ubah defense serta coba yakinkan mental pemain lokal, awalnya mereka seperti kehilangan arah di lapangan," kata Andika.

"Kami masih adaptasi dan penyesuaian dengan karakter dua pemain asing," aku guard Hangtuah, Lucky Abdi.

Selain Jarrad, Hangtuah merekrut Gary  Jacobs Jr yang menyumbang 16 angka.

Ditinggal beberapa pemain senior seperti Kelly Purwanto dan Ary Sapto, Hangtuah seperti kehilangan pemimpin. "Pekerjaan rumah bagi kami untuk mematangkan pemain muda agar ada yang bisa jadi leader," pungkas Andika.

Fitriyanto

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement