Kamis 10 Jan 2019 17:46 WIB

Ini Rangkuman Perilaku Rasis di Liga Top Eropa pada 2018

Tak jarang, sang oknum kelepasan mengejek pemain atau pihak lain dengan nada rasis.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Endro Yuwanto
Ilustrasi aksi stop rasisme.
Foto: EPA/Brendan McCarthy
Ilustrasi aksi stop rasisme.

REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Tindakan rasis sering terjadi di pertandingan sepak bola hingga 2018 lalu. Pemain sampai suporter terkadang lepas kendali saat larut dalam emosi karena tingginya tensi pertandingan. Tak jarang, pemain atau fan kelepasan mengejek pemain atau pihak lain dengan nada rasialis.

Inggris

Di sepak bola Inggris akhir 2018 kemarin, beruntun kejadian suporter yang mengejek pemain lawan. Salah satunya ialah ejekan fan Tottenham Hotspur terhadap pemain Arsenal Pierre-Emerick Aubameyang dan teriakan "monyet" penggemar Chelsea terhadap pemain Manchester City Raheem Sterling.

Lembaga Survei Kick it Out dari Inggris mencatat ada 11 persen kenaikan diskriminasi berbau rasialis di sepak bola Inggris dibandingkan musim lalu. Kick it Out menemukan ada 40 persen pengemar sepak bola Inggris tidak tahu cara melaporkan tindakan rasis. Tapi setidaknya sekarang penindakan perilaku rasis bisa diketahui karena postingan warganet di sosial media.

Italia

Gelandang Juventus Blaise Matuidi mengeluhkan pertandingan timnya melawan Cagliari di awal Januari 2018 lalu. Ia diteriaki seperti monyet oleh oknum suporter Cagliari yang bertindak sebagai tuan rumah. Tapi Otoritas Serie A Italia tidak menghukum Cagliari karena klub sudah melayangkan permintaan maaf kepada Matuidi.

Bek SSC Napoli Koulidou Koulibaly memang jadi sasaran empuk buat fan klub yang masih punya rasa kebanggaan terhadap ras dan warna kulit di Italia. Koulibaly mendapatkan ejekan dari penggemar Atalanta. Kali ini Atalanta harus menerima akibatnya. La Dea terkena hukuman dengan larangan disaksikan penonton di kandang satu pertandingan. Koulibaly kembali jadi sasaran saat bertanding di markas Inter Milan dalam laga Boxing Day Italia sehari pasca- Natal kemarin.

Spanyol

La Liga Spanyol juga sangat sering kedapatan tindakan rasis suporter. Tahun lalu, striker Athletic Bilbao Inaki Williams mengalami diskriminasi saat bermain di markas Sporting Gijon. Sebelum pertandingan dimulai, sekelompok suporter Gijon menyanyikan yel-yel yang liriknya menyampaikan ketidaksukaan terhadap kulit berwarna di sepak bola Spanyol.

La Liga awalnya menjatuhkan denda 18 ribu euro kepada Gijon. Tapi hukuman itu dibatalkan karena Komite Kompetisi La Liga menilai klub tidak bisa disalahkan karena perilaku suporter. Sehingga, hukuman hanya diterima oleh pelaku kejahatan rasis dengan larangan datang ke stadion seumur hidup.

Prancis

Mario Balotelli masih mengalami hal serupa di Ligue 1 Prancis. Striker Italia itu menjadi bahan ejekan suporter Dijon saat menjamu OGC Nice musim lalu. Saat mendengar namanya diejek karena warna kulitnya, Balotelli mencoba mengadu ke wasit untuk menghentikan pertandingan. Tapi upaya Balotelli mencari pembelaan sia-sia karena wasit berdalih tidak mendengar apa-apa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement