Senin 15 Jul 2019 08:47 WIB

Para Korban Ketatnya Liga 1 2019

Jumlah pelatih yang mundur atau dipecat selama Liga 1 2019 menyamai total musim lalu.

Rep: Afrizal Rosikhul Ilmii/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Ivan Kolev
Foto: dok. Persija
Ivan Kolev

photo
Pelatih Persija, Julio Banuelos, dan asisten pelatih, Eduardo Perez (kiri).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kompetisi kasta tertinggi sepak bola Indonesia, Liga 1 2019, baru memasuki pekan ketujuh. Belum separuh musim ajang ini berjalan, beberapa pelatih yang gagal membawa timnya ke tren positif satu per satu angkat kaki meninggalkan skuatnya. Kerasnya persaingan ajang bergengsi ini menjadi problem mengerikan bagi juru taktik yang menukangi klub-klub yang berlaga.

Hingga saat ini tercatat sudah pelatih telah hengkang dari klubnya masing-masing. Jumlah tersebut sama dengan total pelatih yang mengundurkan diri atau dipecat selama satu musim penuh tahun 2018 kemarin.

Pada musim 2019 pelatih pertama yang menepi dari persaingan adalah Ivan Kolev, juru taktik yang menukangi Persija Jakarta yang meneruskan tongkat estafet kepelatihan yang sebelumnya dipegang oleh Stefano Cugurra Teco. Di tangan nakhoda asal Bulgaria itu, Macan Kemayoran gagal mempertahankan trofi Piala Presiden, tersingkir di fase penyisihan Piala AFC, dan tertatih-tatih pada awal Liga 1 2019.

Pengunduran diri Kolev diumumkan melalui laman resmi klub pada 3 Juni lalu. Tim Ibu Kota kemudian mendapuk mantan asisten pelatih tim nasional (timnas) Indonesia pada era Luis Milla, Julio Banuelos. Di tangan pelatih anyar, langkah Persija terbilang lumayan. Meski masih sulit meraih kemenangan di Liga 1, ia berhasil membawa Persija ke final Piala Indonesia untuk melawan PSM Makassar.

"Saya senang tim ini memberi respons yang positif terhadap taktik yang saya ramu. Saya harap tim akan terus mencatatkan hasil baik," ujar Banuelos di Jakarta, akhir pekan lalu.

Setelah Kolev, selanjutnya ada Jacksen F Tiago yang mengundurkan diri dari Barito Putera setelah berpekan-pekan posisinya digoyang suporter klub asal Pulau Kalimantan tersebut. Jacksen memilih hengkang dari Barito selepas tim asuhannya mengalami kekalahan dalam derbi Kalimantan.

Barito kalah 1-2 dari tim promosi, Kalteng Putra, pada 22 Juni 2019 lalu. Bersama Jacksen, Barito hanya mampu mengamankan satu poin dari hasil sekali imbang. Akibat menelan kekalahan beruntun dalam tiga pertandinga, Laskar Antasari sempat berada di dasar klasemen.

Kini Jacksen segera memulai lembaran baru setelah merapat ke klub yang pernah dibawanya berjaya, Persipura Jayapura. Pelatih asal Brasil ini yakin bisa kembali memberikan yang terbaik untuk Persipura seperti ketika mempersembahkan tiga gelar juara Liga Indonesia musim 2008/2019, 2010/2011, dan 2012/2013. "Saat ini saya masih menyusun tim dan mendengar apa mau para pemain, selanjutnya bersiap melakoni laga pertama saya bersama tim (melawan Madura United, 16 Juli)," katanya.

Nasib kurang lebih sama juga dialami Aji Santoso di Persela Lamongan. Secara resmi Aji mundur dari jabatannya pada 30 Juni lalu. Aji memutuskan untuk meninggalkan klub setelah digerus 1-3 oleh Bhayangkara FC. Hasil itu merupakan kekalahan ketiga Aji bersama Persela pada gelaran Liga 1 2019.

Namun, sebelumnya kekalahan pertama Laskar Joko Tingkir 1-5 dari Madura United pada laga pembuka dirasa sangat memalukan. Hingga saat ini Persela menjadi penghuni juru kunci klasemen sementara Liga 1 2019 dengan hanya mengoleksi dua poin yang diraih saat masih ditukangi Aji.

"Selama beberapa hari beritanya simpang siur. Pada hari ini saya sudah resmi menghadap ke pengurus. Mulai hari ini saya mundur dari Persela," ucap Aji kala itu, dikutip dari laman resmi klub.

Menurut Aji, keputusan mundur tidak lepas dari rangkaian hasil buruk yang diraih oleh Persela pada awal musim. Pelatih asal Kabupaten Malang, Jawa Timur, ini ingin meninggalkan tim dengan cara baik-baik, bukan melepas tanggung jawab saat tim dalam kondisi limbung. "Justru ini adalah bentuk tanggung jawab saya supaya ke depan tim bisa menjadi lebih bagus. Mudah-mudahan dengan situasi baru, Persela bisa berprestasi. Saya ingin berpisah dengan baik-baik dan kekeluargaan," katanya.

Pada hari yang sama, kabar kurang menyenangkan datang dari klub berjuluk Mutiara Hitam. Luciano Lendro didepak dari posisinya sebagai pelatih kepala Persipura Jayapura pada 30 Juni lalu. Pihak manajemen menyudahi kerja sama dengan pelatih asal Brasil itu karena Luciano dinilai gagal mengangkat performa tim Mutiara Hitam.

Bersama Luciano, Boaz Solossa dkk belum pernah memenangi satu pun pertandingan pada lima laga yang dilakoni. Mutiara Hitam saat itu meraih tiga kali hasil seri dan dua kali kalah. Manajemen Persipura kemudian sempat menunggu beberapa pekan sebelum akhirnya mengambil Jacksen.

Terakhir adalah Syafrianto Rusli yang memilih untuk meninggalkan tim promosi yang ditukanginya, Semen Padang. Pengunduran tersebut ia lakukan setelah kekalahan Semen Padang 1-3 saat menjamu PS Tira Persikabo, Senin (8/7). Syafri merasa bertanggung jawab atas rentetan hasil buruk yang diraih Semen Padang di Liga 1 2019. Pelatih asal Sumatra Barat itu mundur setelah memimpin enam laga bersama Kabau Sirah.

Di bawah kendalinya, Kabau Sirah terlihat kesulitan untuk berlaga di kompetisi kasta tertinggi sepak bola Indonesia. Dalam enam laga yang telah dilakoni, Semen Padang belum pernah menang. Sebagai tim promosi, Semen Padang agaknya lebih beruntung dengan koleksi tiga poin dari hasil imbang tiga kali dan tiga kali kalah. Namun, rentetan hasil minor tersebut membuat Semen Padang kini berada di zona merah klasemen liga. Kabau Sirah berada di peringkat tiga terakhir klasemen sementara.

"Saya harap Semen Padang bisa menemukan kembali sentuhan kemenangan seperti ketika tim ini berhasil promosi dari Liga 2," ujar Syafri.

Musim 2018

Saat musim 2018, pelatih Borneo FC Iwan Setiawan diberhentikan oleh manajemen tim saat laga baru berjalan tiga hari. Selanjutnya, giliran Arema FC yang mengumumkan pemecatan pelatihnya, Joko Susilo, pada 14 Mei 2018. Kemudian, PS Tira Persikabo menyusul dengan memberhentikan Rudy Eka Priyambada setelah kekalahan telak 1-4 saat bertandang ke markas Persela Lamongan pada pekan ke-11.

Hal serupa juga harus dialami pelatih Madura United, Milomir Seslija, karena Laskar Sapeh Kerrab gagal bangkit dalam tiga pertandingan secara beruntun. Saat itu Madura kalah telak dari Persipura 0-6, ditahan imbang Persebaya 2-2, dan takluk dengan skor 0-2 dari tuan rumah PSM Makassar. Terakhir adalah pemecatan yang dilakukan manajemen Persipura Jayapura kepada pelatih kepala Peter Butler. Hasil buruk skuat Mutiara Hitam dalam empat pertandingan terakhir menjadi alasan di balik pencopotan pelatih asal Inggris tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement