Sabtu 26 Oct 2019 21:33 WIB

Dinilai Bermasalah, La Nyalla Tarik Diri dari KLB PSSI

La Nyalla tak setuju Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI digelar pada 2 November.

Rep: Afrizal Rosikhul Ilmi/ Red: Bayu Hermawan
Ketua DPD RI, La Nyalla Mattalitti
Foto: Republika/Dian Erika N
Ketua DPD RI, La Nyalla Mattalitti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon Ketua Umum PSSI La Nyalla Mahmud Mattalitti menyatakan menarik diri, dan tak mau terlibat pada Kongres Pemilihan Ketua Umum (Ketum), Waketum dan anggota Komite Eksekutif (Exco) Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) periode 2019-2023. La Nyalla menilai, keputusan memajukan kongres menjadi 2 November, bermasalah.

La Nyalla mengatakan edaran PSSI pada 2 Mei 2019 yang menyebut KLB akan dilaksanakan pada 25 Januari 2020 sudah benar karena merupakan hasil keputusan bersama dengan Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) dan Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) yang secara khusus datang ke Jakarta pada 10-11 April 2019 lalu. Itu artinya, kata dia, FIFA ingin agar PSSI menuntaskan terlebih dahulu semua program yang sedang berjalan hingga Desember 2019, termasuk di dalamnya kompetisi yang masih berjalan hingga akhir Desember 2019.

Baca Juga

"Tapi tiba-tiba Exco PSSI memajukan jadwal menjadi 2 November. Tanpa alasan yang mendesak. Akibatnya, jadwal kerja komite pemilihan yang sudah ditetapkan enam bulan, menjadi empat bulan. Dan yang lebih penting, delegasi atau voter Kongres diambil dari hasil kompetisi 2018, bukan klub sekarang yang sedang berkeringat menyelesaikan kompetisi. Ini kan tidak fair,?" kata La Nyalla dalam keterangan tertulis, Sabtu (26/10).

Bagi La Nyalla ini merupakan persoalan serius, karena menurutnya dalam falsafah sepak bola jadwal kick off sangat krusial bagi kualitas pertandingan. Jadi, kata dia, perubahan maju atau mundur akan sangat berpengaruh pada kualitas kompetisi. Apalagi, lanjut dia, memajukan secara ekstrim dengan perubahan validitas squad, sudah pasti hasilnya tidak akan berkualitas.

"Bagi saya hal ini ibarat PSSI menampar FIFA. Sebab, pengajuan jadwal Kongres itu direspon FIFA melalui suratnya tanggal 7 Agustus 2019, yang isinya menyarankan agar PSSI tetap menggelar kongres di bulan Januari 2020. Itulah mengapa saya tidak mau terlibat lagi di Kongres 2 November. Silakan saja jalan sendiri," kata ketua DPD RI itu.

La Nyalla menyebut Presiden Joko Widodo sangat peduli terhadap perkembangan sepak bola Indonesia. Hal itu, kata dia, dibuktikan dengan lahirnya Inpres nomor 3 tahun 2019, tentang percepatan pembangunan persepakbolaan nasional.

"Tentu ini harus disambut dengan niat yang juga sama baiknya dengan niat presiden. Bukan malah mengawali buruk etika dan buruk manajemen. Jadi saya sudah putuskan untuk menarik diri dari Kongres 2 November. Saya tidak mau ikut dalam suatu kegiatan yang menurut saya akan mengecewakan anggota," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement