Kamis 28 Nov 2019 07:01 WIB

PB PABBSI Antisipasi Ketidaksiapan Tuan Rumah SEA Games

Ketidaksiapan panitia SEA Games 2019 tak boleh ganggu perjuangan lifter Indonesia.

Rep: Muhammad Ikhwanuddin/ Red: Endro Yuwanto
Atlet Angkat Besi Eko Yuli Irawan (kanan) berbicara disaksikan Director Finance and Member Operations Herbalife Nutrition Indonesia Sugiharjo (kiri), Manager Timnas Taekwondo Yefi Triaji (kedua kiri), Pelatih Timnas Angkat Besi Dirdja Wihardja (ketiga kiri) dan atlet Taekwondo Muhammad Wahyu, saat pelepasan atlet SEA Games 2019, di Jakarta, Senin (25/11/2019).
Foto: Antara/Audy Alwi
Atlet Angkat Besi Eko Yuli Irawan (kanan) berbicara disaksikan Director Finance and Member Operations Herbalife Nutrition Indonesia Sugiharjo (kiri), Manager Timnas Taekwondo Yefi Triaji (kedua kiri), Pelatih Timnas Angkat Besi Dirdja Wihardja (ketiga kiri) dan atlet Taekwondo Muhammad Wahyu, saat pelepasan atlet SEA Games 2019, di Jakarta, Senin (25/11/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Besar Persatuan Angkat Berat, Binaraga, dan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PB PABBSI) memastikan mental dan tekad para atlet Tanah Air tak akan terganggu selama mengikuti SEA Games 2019 di Filipina. PB PABBSI telah mengetahui sejumlah kekurangan yang masih belum mampu dibenahi oleh penyelenggara.

Ragam keluhan yang bermunculan dari kontingen-kontingen negara lain pun menjadi pelajaran bagi PB PABBSI untuk mempersiapkan segalanya secara mandiri. Wakil Ketua Umum PB PABSSI, Mayjen Purn Djoko Pramono mengatakan, pihaknya tak mau sepenuhnya percaya dengan jaminan kesiapan dari tuan rumah.

Untuk itu, pasukan angkat besi Indonesia telah memenuhi segala kebutuhannya dengan dana sendiri, termasuk soal tempat menginap setibanya di Manila pada Rabu (27/11) waktu setempat.

"Kami terbang dari Jakarta pukul 00.30 dan tiba di sana sekitar pukul 06.00 waktu setempat. Kami tak mau bergantung kepada pihak panitia yang kita tahu sejauh ini masih terlihat belum siap. Para atlet kami akan langsung masuk hotel sendiri yang sudah kami siapkan sejak jauh hari," ujar Djoko dalam konferensi pers pelepasan atlet di Jakarta, Selasa (26/11).

Djoko mengatakan, ketidaksiapan panitia SEA Games 2019 tak boleh menganggu perjuangan lifter Indonesia selama mengukuti multievent dua tahunan tersebut. Ia tak ingin latihan keras dan pengorbanan Eko Yuli dkk sia-sia hanya karena tak mendapatkan hak-hak sebagai tamu.

"Kami tak peduli Filipina seperti apa perlakuannya. Kami siap menderita di negeri orang, tapi tetap pulang membawa prestasi. Kasihan anak-anak (para atlet) kalau di sana tak bisa maksimal hanya karena tuan rumah tidak siap," jelas Djoko.

Djoko menyatakan, target Indonesia di cabor angkat besi tidaklah main-main. Ia mengatakan, titel juara umum angkat besi harus bisa terpenuhi. "Entah itu satu emas, dua emas, atau lima, yang penting juara umum. Persiapan kami sangat maksimal, kami yakin bisa," kata dia.

Djoko menyampaikan pesan dari Ketua Umum PB PABBSI, Rosan Perkasa Roeslani, kepada para atlet. "Semoga Allah memudahkan kalian. Saat kalian sudah di atas panggung, sebelum pegang stik dumble, ambil nafas, seperti gerakan mau shalat sambil menyebut nama Allah, itu pesan bapak (Rosan)," kata Djoko.

Manajer tim angkat besi, Sonny Kasiran berharap pasukan lifter Indonesia bisa memberikan yang terbaik di Filipina. "Kami pastikan para atlet siap, kami punya banyak jagoan dan andalan di berbagai nomor," kata dia.

Eko Yuli siap memenuhi target yang dicanangkan. Ia mengatakan, angkat besi SEA Games 2019 akan dipertandingkan pada 1-4 Desember 2019. "Jadi kami di sana punya waktu persiapan serta adaptasi selama tiga hari," ujarnya

Terkait masih banyak pekerjaan rumah penyelenggara, Eko tak mau ambil pusing. "Namanya atlet mau tidak mau harus siap. Situasinya kan begini. Kami sejak tahun lalu sudah coba, didiskusikan, lima hari sebelum tanding harus sudah di sana," kata peraih emas Asian Games 2018 ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement