Senin 17 Feb 2020 16:01 WIB

Financial Fair Play, Proyek Ambisius UEFA yang Sukses

Sejak diperkenalkannya Financial Fair Play, kerugian dan hutang klub menurun.

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Agung Sasongko
UEFA
Foto: eufa
UEFA

REPUBLIKA.CO.ID, NYON -- Financial Fair Play (FFP) tengah jadi sorotan setelah UEFA menghukum Manchester City dari kompetisi Eropa selama dua musim. FFP dibuat UEFA pada 2010, lalu diuji selama tiga tahun dan kemudian resmi diterapkan pada musim 2013/14.

Lalu, apa pertimbangan UEFA buat aturan tersebut?

Baca Juga

Dikutip dari laman resmi UEFA, Senin (17/2), berdasarkan pengamatan badan tertinggi sepak bola Eropa itu, paling tidak ada 655 klub Benua Biru itu yang mengalami kerugian pada tahun 2009 ke belakang. Hanya sebagian kecil dari mereka yang terhindar dari kerugian besar tiap tahunnya, berkat kekayaan dari pemilik klub-klub tersebut.

Paling tidak, 20 persen klub berada pada kondisi keuangan yang berbahaya. Bahkan setelah 2009 pun, beberapa klub besar masih mengalami kerugian. Chelsea mengumumkan kerugian sebesar 49,4 juta pound pada akhir Juni 2013. Pada tahun yang sama, Liverpool juga menderita kerugian 49, 8 juta pound, bahkan 10 bulan sebelumnya the Reds sudah rugi 40,5 juta pound.

Karena itulah, pengembangan, pengenalan, dan evolusi berkelanjutan dari Financial Fair Play tetap menjadi salah satu proyek UEFA yang paling ambisius, namun sukses. Dalam lima tahun pertama setelah diperkenalkan pada tahun 2009, kerugian klub dan hutang klub klub Eropa yang tertunggak telah menurun hingga kurang dari 20 persen dari level sebelum diberlakukannya peraturan tersebut.

Keuangan klub-klub Eropa pun telah meningkat di masing-masing liga, lima tahun sejak diperkenalkannya Financial Fair Play, dengan neraca klub yang menguat secara signifikan. Utang bersih terhadap pendapatan turun drastis dari 65 persen menjadi 35 persen. Fakta inilah yang kemudian dapat menjawab banyak kritik. yang menganggap proyek ini terlalu ambisius dan menantang untuk diimplementasikan.

''Persetujuan (aturan) ini adalah awal untuk perjalanan penting bagi keuangan klub sepak bola Eropa, dimana kami mulai meletakan stabilitas dan keuangan yang masuk akal ke dalam sepak bola,'' ucap mantan predisen UEFA Michel Platini, saat mengumumkan aturan FFP. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement