Kamis 09 Apr 2020 06:22 WIB

Pamor Bek Makin Tenggelam, Legenda Azzurri Siap Turun Tangan

Sepak bola modern membuat pemain depan jadi lebih terkenal.

Rep: Anggoro Pramudya/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Ilustrasi Pertahanan di Sepak Bola
Foto: Foto : MgRol_94
Ilustrasi Pertahanan di Sepak Bola

REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Bek legendaris Italia Pietro Vierchowod merasa cemas dan kecewa dengan perkembangan pemain bertahan belakangan ini. Dirinya bahkan mengeklaim, ini adalah era terburuk bagi seorang bek.

"Era ini adalah penghinaan terhadap sepak bola. Seorang bek tidak bisa membaca permainan atau gerakan bola," sesal Vierchowod kepada Libero dikutip Football Italia, Kamis (9/4).

Vierchowod tak sepenuhnya salah, dalam pernyataannya, sepak bola modern dalam beberapa musim terakhir, jauh lebih mengutamakan pemain lini depan, seorang striker, gelandang serang pun winger cepat.

Tak ayal, aktivitas transfer dibanjiri oleh ragam pemain depan, layaknya Erling-Braut Haaland, Jodan Sancho, Bruno Fernandes, hingga Lautaro Martinez.

Narasi sepak bola yang lebih mengandalkan permainan menyerang dengan tidak menyeimbangkan cara bertahan yang baik sepertinya jadi sorotan Vierchowod. Maklum, bekas penggawa Sampdoria, AC Milan dan Juventus itu merupakan sosok difensore yang paling disegani di masanya.

Sederet nama penyerang legendaris dari Marco Van Basten, Roberto Baggio, dan Diego Maradona telah mengakui kehebatan pria 61 tahun sebagai seorang bek tengah, disamping Franco Baresi dan Claudio Gentile.

Dengan rasa kecewanya Vierchowod berharap dapat dipanggil salah satu klub untuk bisa melatih sekaligus memberikan pelajaran berharga bagi bek era sekarang.

"Saya menunggu panggilan klub manapun untuk melatih karena saya ingin mengajar pertahanan," sambung pemenang Scudetto bersama Sampdoria 1990/1991.

Sepanjang kariernya pria yang dahulu dijuluki the Tsar telah berhasil memenangkan gelar prestisius. Trofi Scudetto pertamanya diawali saat memperkuat AS Roma 1982/1983, sebelum mempersembahkan titel yang sama dengan Sampdoria.

Kiprahnya bersama il Sampd terbilang begitu mengkilap. Selain Scudetto, ia turut membawa klub asal utara Italia itu melangkah ke final Liga Champions 1992 sebelum kalah dari Barcelona.

Trofi Kuping Besar baru didapat Vierchowod saat memperkuat Juventus pasa musim 1995/1996. Namun perjalannya begitus singkat dan memakasanya merapat ke AC Milan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement