Selasa 05 May 2020 07:37 WIB

Capello di Antara Terry dan Bridge

Pertemuan itu hanya berjalan selama 12 menit.

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Agung Sasongko
Fabio Capello
Foto: EPA/ALI HAIDER
Fabio Capello

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertemuan itu hanya berjalan selama 12 menit dan berlangsung di salah satu ruangan di Stadion Wembley pada awal Februari 2010. Sebuah pertemuan yang akan mengubah peran John Terry di timnas Inggris.

Pertemuan, yang dihadiri pelatih timnas Inggris saat itu, Fabio Capello, perwakilan FA, dan Terry, akhirnya memutuskan untuk mencabut ban kapten timnas kepada bek milik Chelsea itu. Sebagai penggantinya ditunjuk bek Manchester United, Rio Ferdinand. Saya harus mengambil keputusan ini sebagai langkah terbaik untuk tim ini, kata Capello seperti dikutip BBC pada saat itu.

Keputusan Capello untuk mencopot Terry dari tugas sebagai kapten timnas Inggris ini tentunya mempunyai alasan. Skandal perselingkuhan yang dilakukan Terry dengan mantan kekasih Wayne Bridge, Vanessa Perroncel, menjadi buah bibir dan menarik perhatian publik Inggris. Skandal itu terus menjadi bahan pemberitaan sejumlah surat kabar gosip di Inggris sejak awal 2009.

Pecahnya hubungan antara Bridge dan Terry menjadi salah satu bumbu utama dalam pemberitaan media-media tersebut. Terry dianggap mengkhianati persahabatannya dengan Bridge.

Terry diduga kuat menjalin hubungan mesra dengan Perroncel, yang telah memberikan tiga anak buat Bridge. Sejak skandal ini muncul pada awal 2009, Bridge dikabarkan tidak pernah lagi berbicara dengan Terry hingga saat ini. Padahal, Terry dan Bridge merupakan mantan rekan satu tim.

Mereka berbagi lapangan dan ruang ganti kala sama-sama memperkuat Chelsea pada rentang wak tu 2003 hingga 2009. Keduanya sukses mengantarkan the Blues meraih satu titel Liga Primer Inggris, satu trofi Piala FA, dan satu gelar juara Piala Liga Inggris.

Tidak hanya itu, Bridge dan Terry juga secara rutin dipanggil memperkuat timnas Inggris sejak 2002. Capello sadar, memburuknya hubungan Terry dan Bridge akibat skandal itu tentu bakal mengganggu kondisi di ruang ganti the Three Lions.

Capello bahkan dikabarkan sempat berdiskusi selama berjam-jam dengan asistennya, Franco Baldini, untuk memutuskan, apakah akan mencopot Terry sebagai kapten Inggris atau kehilangan Bridge, yang diplot sebagai pelapis di posisi bek kiri.

Mantan pelatih Real Madrid itu mengakui, di sepanjang karier kepelatihannya, dia tidak pernah menemui konflik antarpemain yang begitu pelik, seperti halnya Bridge-Terry.

"Di negara ini, Anda membaca soal ini (masalah gosip) lebih banyak dibanding di negara lain. Namun, harus diakui, apa yang terjadi antara Bridge dan Terry tidak normal. Saya tidak pernah mengalami hal semacam ini, kata Capello seperti dikutip the Guardian.

Sejarah akhirnya mencatat keputusan yang diambil eks pelatih AC Milan itu. Namun, dampak dari keputusan ini ternyata tidak semulus yang diba yangkan Capello. Beberapa pekan setelah pencopotan ban kapten Terry, Bridge malah memutuskan mundur dari timnas Inggris. Mantan bek kiri Southampton itu merasa tidak bisa memperkuat the Three Lions dan berpotensi memecah belah soliditas tim.

Puncak kekecewaan Bridge pada Terry terlihat saat Mancheter City berhadapan dengan Chelsea di pentas Liga Primer Inggris, akhir Februari 2010.

Pada saat itu, Bridge, yang telah hijrah dari the Blues dan tengah melakoni musim debutnya bersama the Citizen enggan bersalaman dengan Terry. Di laga yang digelar di Stadion Stamford Bridge itu, City meraih kemenangan 4-2 atas tim tuan rumah.

Ini juga menjadi kemenangan pertama City setelah 17 tahun sebelumnya tidak pernah menang di markas Chelsea. Sementara buat Bridge, kemenangan ini setidaknya bisa sedikit mengobati kekecewaan terhadap perlakuan Terry.

Kendati begitu, setelah satu dekade selepas skandal itu, Bridge mengakui, ada sedikit penyesalan yang dirasakan dirinya, terutama soal prestasi yang dia torehkan di atas lapangan.

"Hal paling mengecewakan, saya dikenal karena tidak menjabat tangan seseorang daripada prestasi di atas lapangan. Hingga saat ini, orang masih ingat dengan skandal itu. Namun, saya rasa, tidak ba nyak orang mengetahui apa yang sebenarnya yang terjadi pada saat itu, kata Bridge, yang pensiun dari sepak bola profesional pada 2014 itu, seperti dikutip the Guardian. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement