Sabtu 13 Jun 2020 09:46 WIB

Ramsey Ungkap Perbedaan Budaya Sepak bola Inggris dan Italia

Sejak musim panas 2019, Ramsey menjadi bagian dari raksasa Italia, Juventus.

Rep: Frederikus Bata/ Red: Muhammad Akbar
Selebrasi Aaron Ramsey usai cetak gol untuk Juventus.
Foto: EPA Images
Selebrasi Aaron Ramsey usai cetak gol untuk Juventus.

REPUBLIKA.CO.ID, TURIN -- Bertahun-tahun membela Arsenal, membuat Aaron Ramsey kenyang pengalaman di Liga Primer Inggris. Kini Ramsey telah berganti kostum.

Sejak musim panas 2019, ia menjadi bagian dari raksasa Italia, Juventus. Tentu saja, ia merasakan perbedaan budaya sepak bola. Di Inggris, menurutnya, ada kebebasan untuk saling menyerang. Dampaknya, muncul ruang kosong untuk dieksploitasi.

"Di Italia taktik adalah hal yang sangat fundamental. Hampir setiap hari kami melakukan pekerjaaan taktis sebagai persiapan menuju pertandingan berikutnya," kata Ramsey, dikutip dari Tribal Football, Sabtu (13/6).

Ia menyaksikan sejumlah laga Serie A berjalan tertutup. Terutama ketika tim kecil menghadapi klub besar. Tim kecil tersebut, lebih memilih mengamankan gawang dari kebobolan ketimbang mencoba peruntungan dalam menyerang.

Para medioker menempatkan pemainnya dalam garis pertahanan yang sangat rendah. Seperti menumpuk di kotak penalti. Butuh kreativitas lebih dari para elit untuk membongkar taktik bertahan ini.

"Anda harus jauh lebih sabar. Anda perlu mencoba memindahkan bola lebih cepat di area tertentu. Ini untuk mendorong pemain lawan keluar dari posisinya," tutur Ramsey, menjelaskan cara mengacak-acak area lawan dengan efektif.

Sejauh musim 2019/2020 berjalan, jagoan tim nasional Wales itu sudah membela Juve dalam 24 laga di berbagai ajang, dan mencetak empat gol. Perlahan tapi pasti, jebolan akademi Cardiff City mulai menjadi andalan Maurizio Sarri.

Hanya saja, ia masih sering mengalami persoalan klasik. Sepanjang menjalani karir profesional, Ramsey termasuk pemain yang rentan cedera.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement