Jumat 24 Jul 2020 18:41 WIB

Transformasi Posisi Messi

Debut Messi bersama Barcelona bermula di masa Frank Rijkaard.

Rep: Hartifiany Praisa/ Red: Agung Sasongko
Bintang FC Barcelonas Lionel Messi melakukan pemanasan sebelum pertandingan sepak bola LaLiga Spanyol antara FC Barcelona dan CA Osasuna diadakan di Stadion Camp Nou, di Barcelona, ??Spanyol, 16 Juli 2020.
Foto: EPA-EFE/Alberto Estevez
Bintang FC Barcelonas Lionel Messi melakukan pemanasan sebelum pertandingan sepak bola LaLiga Spanyol antara FC Barcelona dan CA Osasuna diadakan di Stadion Camp Nou, di Barcelona, ??Spanyol, 16 Juli 2020.

REPUBLIKA.CO.ID,  BARCELONA -- Siapa yang tidak kenal Lionel Messi?Pemain asal Argentina ini merupakan salah satu pemain terbaik dunia.

Debut Messi bersama Barcelona bermula di masa Frank Rijkaard pada 16 November 2003. Sejak saat itu, Messi melakoni beberapa posisi di tiap laga. Jumlah gol dan assist pun bergantung pada posisi yang dia mainkan selama satu musim.

Baca Juga

Sebut saja saat La Liga 2019/2020, Messi mencetak 25 gol dalam 33 laga. Jumlah yang mengesankan bagi peraih enam piala Ballon d'Or ini. Namun nyatanya ini adalah musim terburuknya setelah musim 2008/2009 saat dia hanya meraih 23 gol dalam 31 pertandingan.

Messi pernah mencetak 50 gol dari 37 pertandingan pada musim 2011/2012, setelahnya, dia mencatatkan 46 gol dari 32 pertandingan. Bukan hanya gol, Messi pun menjadi pemberi assist terbanyak untuk tim.

Musim ini, Messi mencatatkan 21 assist bagi Barcelona. Musim ini menjadi musim terbaiknya soal mencetak assist. Dimana sebelumnya jumlah terbanyak assist yang dia cetak hanya 19 assist pada 2010/2011 dan 2011/2012.

Sejak debutnya, Messi telah menempati posisi sebagai sayap kanan. Posisi itu membuatnya kaki kirinya lebih kuat dan bisa mengacaukan laga khususnya di babak perpanjangan waktu.

Kecepatan dan kemampuannya dalam menggiring bola membuatnya menjadi pemain sayap yang sangat berbahaya. Hingga akhirnya pelatih Barcelona musim 2008-2012, Pep Guardiola menggesernya ke posisi tengah.

Laga antara Real Madrid melawan Barcelona pada musim 2008/2009 dengan skor akhir 2-6 atas kemenangan tim tamu. Ini menjadi pertandingan yang bukan hanya bersejarah bagi klub, tapi juga bagi Messi.

Messi memainkan peran dalam false nine dan menghadapi Lassana Diarra dan Fernando Gago. Messi bermain dengan dukungan dari Xavi Hernandez, Andres Iniesta, dan Yaya Toure. Hasilnya, mereka mampu mengalahkan Madrid dan mendominasi permainan.

"Guardiola mengubah sistem dan menyuruh Henry bermain di antara bek tengah dan bek sayap, sementara Eto'o ada di antara bek tengah dan bek kanan," kenang Xavi.

Menurutnya, pep menyadari bahwa bek tengah Madrid tidak bisa maju untuk menekan pemain nomor sembilan lawan. Hingga akhirnya Henry muncul dan membuat pertandingan itu menjadi sejarah bagi Messi.

"Segala sesuatu yang terjadi setelahnya adalah sejarah. False nine menjadi hal yang biasa sejak saat itu dan Messi menjadi pemain yang lebih lengkap dan pencetak gol yang baik," kenang Xavi.

Perubahan posisi itu membuat Messi meraih tiga Ballon d'Or pada musim 2009/2010, 2011/2012, dan 2012/2013.  Hingga akhirnya penampilan Messi menurun saat tim berada di bawah arahan Tata Martino pada 2013/2014. Peran Messi sebagai false nine dipertanyakan ketika peran pemain nomor sembilan hilang dalam serangan.

Hingga akhirnya pelatih musim 2014, Luis Enrique merekrut Luis Suarez. Ini menjadi keputusan terbaik untuk memiliki pemain ke 10. Messi pun kembali pada perannya sebagai sayap kanan.

Messi pun bermain apik bersama Luis Suarez di bagian tengah dan Neymar di bagian kiri. Trisula ini pun membuat Barcelona tidak hanya mendominasi di Spanyol, tapi juga di Eropa.

Jumlah gol dan assist yang dicetak Messi mengesankan, meski selalu ada Cristiano Ronaldo dan Luis Suarez.Namun prestasi individunya terbayarkan dengan memenangkan trofi Pichichi setiap musim.

Perubahan posisi ke sayap kanan pun memberikan peluang bagi rekannya dalam mencetak gol, meski Messi masih memegang peran penting dalam gol. Hingga akhirnya Xavi dan Iniesta pergi meninggalkan Barcelona.

Klub kesulitan untuk mencari pengganti keduanya. Meski saat itu ada nama Arthur Melo, Philippe Coutinho, Paulinho, Ivan Rakitic dan Arturo Vidal yang masuk. Ernesto Valverde kemudian bertanggung jawab atas itu dan memberikan Messi kebebasan bermain sesuai keinginannya.

Kurangnya kreativitas membuat Messi kembali ke posisi tengah dan melakukan segala cara untuk Barcelona. Tentu ini merugikan Barcelona karena Messi menjadi kunci dalam menciptakan peluang dan pergerakan tim.

Meski Barcelona masih bisa memenangkan La Liga dan Copa del Rey, mereka kalah di Liga Champions. Jelas Catalan harus mencari pengganti Xavi dan Iniesta dalam menunjang pergerakan Messi.

Hingga akhirnya, musim 2019/2020 memaksa Messi untuk mendalami peran sebagai gelandang dibandingkan sebagai penyerang. Sang kapten tetap mencetak gol meski tugasnya memulai pergerakan, menemukan titik serang tim dan membantu timnya.

Peran ini membuatnya harus bermain lebih ke tengah dibandingkan tahun tahun sebelumnya. Peran baru ini membuatnya menjadi gelandang yang lebih banyak membantu. Tapi tidak melupakan jati dirinya sebagai pencetak gol alami.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement