REPUBLIKA.CO.ID, WARSAWA -- Laju luar biasa ditorehkan Iga Swiatek, yang berhasil melaju final French Open. Jika Swiatek menang, dia akan menjadi pemain termuda yang mengangkat Piala Suzanne Lenglen sejak Monica Seles pada 1992.
"Ini tidak seperti dia sampai ke tempatnya secara kebetulan," kata pelatih Swiatek, Piotr Sierzputowski, kepada Reuters, Jumat (9/10).
"Dia mungkin berusia 19 tahun, tetapi dia telah bekerja keras untuk waktu yang sangat lama dan konsisten selama bertahun-tahun," jelasnya
Menurut Sierzputowski, anak asuhnya itu tak gentar menghadapi petenis yang jauh lebih berpengalaman. Meski begitu, sosok Swiatek hanyalah remaja biasa yang ambisius dan gemar mendengarkan musik.
"Dia mendengarkan orang-orang seperti Guns N 'Roses dan kami bahkan pergi ke konser Florence and the Machine selama perjalanan untuk bermain di Australia Terbuka," kata Sierzputowski.
Swiatek adalah wanita Polandia pertama yang mencapai final Roland Garros dalam 81 tahun dan yang pertama di semua nomor sejak Agnieszka Radwanska di Wimbledon delapan tahun lalu.
Sierzputowski mengakui bahwa final hari Sabtu adalah kesempatan sekali seumur hidup, tetapi mengatakan persiapan Swiatek akan sama persis dengan setiap pertandingan yang dia mainkan.
"Kami akan mempersiapkan diri seperti yang kami lakukan untuk pertandingan apa pun. Secara de facto, kami tidak akan melakukan sesuatu yang berbeda yang belum kami lakukan hingga saat ini," katanya, termasuk pemanasan pagi, kemudian obrolan tentang taktik, lalu pemanasan lagi sebelum memukul lapangan.
Sementara Swiatek, yang berada di peringkat ke-54 dunia ketika dia tiba di Paris tetapi sekarang berada di ambang 20 besar, sejauh ini telah menepis lawan dengan mudah di tanah liat merah, Sierzputowski mengatakan dia akan siap untuk bertempur dengan Kenin.
"Skor tidak membuat perbedaan apa pun, lebih penting apakah dia menang atau kalah di final," pungkasnya