REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden UEFA Alexander Ceferin menegaskan tidak punya banyak waktu untuk membicarakan Liga Super Eropa. Ia menuding orang-orang yang mendorong gagasan itu tidak peduli dengan solidaritas atau kerusakan klub mereka sendiri.
"Bagi saya Liga Super tidak mungkin lagi dipertanyakan. Ini impian dua atau tiga direktur yang tidak peduli dengan solidaritas. ," kata Ceferin dikutip dari Marca, Senin (16/11).
Menurut Ceferin, para direktur klub itu tidak peduli tentang apa pun kecuali diri mereka sendiri. Mereka, kata dia, akan merugikan klub mereka sendiri, tetapi mungkin belum menyadarinya.
Ceverin menyatakan ide itu tidak terlalu serius dan kembali muncul karena kepergian presiden Barcelona Josep Maria Bartomeu. Ia meyakini itu hanya ide-ide politis dan bukan ide serius.
Pada saat yang sama, ia menjelaskan apa yang telah dilakukan UEFA untuk memerangi Covid-19 dan keputusan yang dibuatnya untuk mencoba mengurangi efek terburuk dari krisis.
Musim panas yang lalu, misalnya, Euro 2020 ditunda untuk memungkinkan waktu tambahan kompetisi domestik selesai. Presiden yakin kompetisi tahun depan tetap berjalan, meski belum bisa memastikan seperti apa.
"Awalnya kami tidak tahu apa yang akan terjadi dan kami mengatakan itu jika kami bersikeras untuk menggelar Euro 2020," kata Ceferin. "Kami mungkin tidak akan bisa jika situasinya memburuk."
Namun dia menegaskan itu bukan masalah prioritas. Karena jika bersikeras untuk terus maju dengan Kejuaraan Eropa, ia yakin akan mendapat masalah. Meskipun UEFA harus mempertimbangkan banyak faktor, seperti perjalanan dan masalah keuangan yang dihadapi pemain di semua tingkatan, ia menegaskan kesehatan selalu menjadi prioritas utama UEFA.
"Prioritasnya selalu kesehatan. Ini lebih penting daripada industri apa pun, termasuk sepak bola," kata Ceferin.