Rabu 02 Dec 2020 10:40 WIB

Midtjylland dan Suka Cita Poin Perdana Liga Champions

Tim Denmark harus melewati kualifikasi sebelum tampil di babak grup Liga Champions.

Para pemain Midtjylland merayakan gol Alexander Scholz (kiri) ke gawang Atalanta di Grup D Liga Champions.
Foto:

 

Pelipur lara dan pelajaran penting

Midtjylland memang sudah tidak lagi berpeluang meninggalkan dasar klasemen Grup D Liga Champions, apalagi melangkah ke babak 16 besar, tetapi bukan berarti anak-anak asuhan Priske akan menyerah begitu saja ketika bertandang ke markas Atalanta dalam pertandingan kelima pada Rabu (2/12) dini hari WIB.

Boleh jadi karena beban yang sudah tak lagi ada di punggung mereka, atau memang para pemain Midtjylland baru menemukan ritme yang tepat agar bisa tampil secara terhormat di Liga Champions.

Memasuki 13 menit setelah sepak mula sang kapten Alexander Scholz menyambut umpan sodoran Sory Kaba dengan tembakan keras untuk menjebol gawang tuan rumah dan membawa Midtjylland memimpin atas Atalanta di Stadion Atleti Azzurri d'Italia, Bergamo.

Sejak gol itu, Priske memilih langkah paling logis yakni menebalkan lini pertahanan setebal mungkin demi menjaga keunggulan yang baru pertama kalinya mereka rasakan di pertandingan fase grup Liga Champions sepanjang sejarah.

Sayangnya, tembok pertahanan Midtjylland akhirnya runtuh pada menit ke-79 ketika sebuah umpan silang terukur dikirimkan Hans Hateboer ke dalam kotak penalti dan Cristian Romero menyambutnya dengan tandukan untuk melesakkan bola ke dalam gawang dan skor menjadi imbang 1-1.

Romero kembali menciptakan peluang untuk tuan rumah pada injury time, tetapi tandukannya melambung dan skor 1-1 bertahan hingga bubaran, menandai keberhasilan Midtjylland meraih poin perdana mereka di kasta tertinggi Eropa.

"Tentu saja, bisa memimpin hingga paruh akhir pertandingan kami mulai bermimpi (meraih tiga poin) dan sungguh mengesalkan ketika mereka akhirnya mencetak gol. Tapi saya pikir kami patut bangga atas penampilan malam ini," kata Scholz selepas pertandingan kepada stasiun TV3+.

Kendati hanya hasil imbang penampilan Midtjylland menuai pujian dari legenda timnas Denmark, Michael Laudrup.

"Ini hasil penting dan malam yang luar biasa untuk klub seperti Midtjylland, yang begitu ambisius. Tapi, yang harus digarisbawahi, hasil ini diraih dengan mengeluarkan level penampilan yang dibutuhkan sebagai tim nonunggulan di grup seketat ini," kata Laudrup yang bertugas menjadi pandit di TV3+.

Pujian serupa juga disuarakan mantan penyerang Denmark sekaligus satu-satunya pelatih yang berhasil mengantarkan klub negara itu meraih trofi di Eropa, Preben Elkjaer.

"Kita semua bisa melihat bagaimana Midtjylland mengekspresikan kemampuan mereka dengan sangat berbeda malam ini, dan satu poin yang mereka raih adalah hasil yang sangat pantas," kata Elkjaer, yang membawa Silkeborg juara Piala Intertoto 1996.

Priske sendiri mengungkapkan kebanggaannya atas penampilan para pemain Midtjylland dan menilai kali ini timnya bisa memenuhi ambang batas minimum untuk secara faktual mengaku pantas tampil di Liga Champions.

"Saya pikir kami memberi Atalanta mengalami masa-masa yang sulit, dari tepi lapangan saya bisa melihat frustrasi yang mereka alami," kata Priske.

"Para pemain bertarung dan berlari sebaik mungkin. Nyatanya berat tampil di Liga Champions, tim Anda harus mengerahkan banyak daya dan usaha untuk itu, dan hari ini kami bisa melakukannya," pungkas Priske.

Tentu saja, satu poin bukanlah sebuah capaian gemilang dibandingkan apa-apa yang sudah dilakukan pesaing Midtjylland di Grup D, termasuk babak perempat final yang dijejaki Atalanta musim lalu.

Midtjylland masih punya satu laga untuk dijalani, menjamu Liverpool di MCH Arena dalam pertandingan pemungkas pada 9 Desember nanti.

Status Liverpool yang sudah lolos ke babak 16 besar sebagai juara Grup D bukan tidak mungkin akan membuat Juergen Klopp melakukan rotasi besar-besaran demi menjaga kebugaran skuatnya di Liga Premier.

Dan bukan tidak mungkin pula, Midtjylland akan menutup kiprahnya dengan raihan kemenangan perdana di fase grup Liga Champions, hadiah perpisahan yang tak buruk.

Jika pun tidak, Midtjylland sudah mengeruk pelajaran yang tak ternilai harganya jika kembali bertarung di pentas tertinggi Eropa musim depan.

Sementara itu, Priske bisa mengalirkan konsentrasi penuh Scholz dan kawan-kawan untuk mempertahankan gelar juara Liga Super Denmark yang saat ini terancam direbut oleh Brondby.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement