REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA — Pemerintah Kota Surabaya tetap melanjutkan renovasi Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) meski Piala Dunia U-20 yang akan digelar di Indonesia pada tahun 2021 ditunda oleh FIFA ke 2023 karena pandemi COVID-19.
Kabid Bangunan dan Gedung Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, Cipta Karya dan Tata Ruang (DPRKP-CKTR) Surabaya, Iman Krestian, di Surabaya, Sabtu, mengatakan, proses renovasi stadion GBT dan pembangunan lapangan pendukung masih berjalan.
"Kalau proses pembangunan masih sesuai rencana semula Februari FIFA mau cek lokasi. Jadi masih proses, masih kita kebut semua sesuai kontrak yang sudah berjalan," kata Iman.
Bahkan, Iman mengatakan, Presiden Joko Widodo juga menginstruksikan agar masing-masing kota segera menyiapkan hal itu sebelum adanya penundaan FIFA ini. "Jadi kita kebut semuanya sesuai instruksi Presiden," katanya.
Terkait penundaan, Iman mengaku tidak mempermasalahkan, karena selain untuk gelaran Piala Dunia U-20, Stadion GBT masih bisa digunakan oleh warga Surabaya untuk kegiatan lain.
"Kalau penundaan tidak ada masalah. Sebenarnya tanpa dipakai untuk Piala Dunia, bisa dipakai buat warga, klub olahraga, jadi masih tetap kita buka. Jadi bisa dimanfaatkan oleh warga juga. Memang tujuannya buat warga, bukan untuk Piala Dunia saja," kata Iman.
Selain itu, Iman juga menyatakan, pihaknya sudah menyiapkan pemeliharaan lapangan selama tidak dipakai buat venue Piala Dunia U-20 mendatang. "Pemeliharaan sudah kita siapkan. Jadi tanpa ada Piala Dunia pun pemeliharaan harus tetap dijalankan," kata Iman.
Iman menambahkan, bahwa proses renovasi Stadion GBT dalam tiga bulan ke depan masih masuk dalam masa pemeliharaan kontraktor konstruksi pembangunan. "Selama tiga bulan masih ada pemeliharaan dari kontraktor pelaksana," katanya.
Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana sebelumnya mengatakan Pemkot Surabaya tetap melakukan persiapan untuk menyambut gelaran Piala Dunia U-20 pada 2023.
"Persiapan sudah, termasuk persiapan di GBT. Saat ini tinggal memaintenance stadion itu supaya tetap siap di tahun 2023," kata Whisnu.
Menurut dia, penundaan Piala Dunia U-21 di tahun 2023 mendatang justru akan menguntungkan Kota Surabaya sebab dalam jangka waktu itu pemkot dapat melengkapi kebutuhan sarana dan prasarana pendukung lainnya.
"Malah kita punya waktu dua tahun untuk memperbaiki masalah transportasinya dan sebagainya, malah lebih bagus lagi," ujarnya.