Ahad 14 Mar 2021 18:01 WIB

Jepang Pertimbangkan Kapasitas 50 Persen Penonton Olimpiade

Untuk venue-venue besar, batas penonton dapat ditetapkan pada angka 20.000

 Orang-orang berjalan melewati papan nama untuk mempromosikan Olimpiade, di Tokyo, Selasa (16/2). Olimpiade dijadwalkan dibuka pada 23 Juli, tetapi jajak pendapat baru-baru ini menunjukkan sekitar 80% publik Jepang ingin Olimpiade dibatalkan atau ditunda.
Foto: AP/Koji Sasahara
Orang-orang berjalan melewati papan nama untuk mempromosikan Olimpiade, di Tokyo, Selasa (16/2). Olimpiade dijadwalkan dibuka pada 23 Juli, tetapi jajak pendapat baru-baru ini menunjukkan sekitar 80% publik Jepang ingin Olimpiade dibatalkan atau ditunda.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO — Jepang mempertimbangkan untuk membatasi jumlah penonton untuk Olimpiade Tokyo 2020 yang tertunda hingga 50 persen dari kapasitas arena karena risiko yang ditimbulkan oleh penyebaran Covid-19, surat kabar Sankei melaporkan Ahad (14/3).

Untuk venue-venue besar, batas penonton dapat ditetapkan pada angka 20.000, tetapi akan lebih banyak orang dapat diizinkan datang jika situasi pandemi membaik, tulis Sankei seperti dikutip Reuters.

Panitia penyelenggara akan mengumumkan keputusannya bulan depan dan diharapkan dapat sesuai dengan peraturan domestik, kata surat kabar itu, mengutip sumber yang tidak disebutkan dalam pemerintahan Jepang dan panitia Olimpiade Tokyo.

Seorang pejabat dalam panitia penyelenggara yang menjawab telepon mengatakan dia tidak dapat berkomentar.

Olimpiade ditunda tahun lalu karena kekhawatiran penyebaran virus corona baru. Olimpiade 2020 dijadwalkan ulang pada 23 Juli hingga 8 Agustus tahun ini.

Sumber-sumber Reuters menyebutkan, Jepang telah memutuskan menggelar Olimpiade tanpa penonton dari luar negeri karena kekhawatiran atas penyebaran COVID-19, tetapi Presiden Komite Penyelenggara Seiko Hashimoto mengatakan bahwa belum ada keputusan yang diambil.

Panitia telah berulang kali berbicara tentang tekad mereka untuk mengadakan Olimpiade tahun ini dengan segala cara, meskipun dukungan publik rendah.

Meski jumlah kasus virus corona di Jepang relatif rendah dibandingkan negara lain seperti Amerika Serikat, beberapa wilayah termasuk Tokyo masih dalam keadaan darurat, dengan negara tersebut saat ini mengalami gelombang ketiga pandemi.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement