REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO — Keputusan tentang batasan jumlah penonton domestik untuk Olimpiade Tokyo kemungkinan tidak akan dibuat hingga Juni, satu bulan sebelum jadwal dimulainya perhelatan pertandingan olahraga tersebut, menurut surat kabar Mainichi, seperti dilansir Reuters, Selasa (20/4) waktu setempat.
Keputusan bahwa warga dari luar negeri tidak akan diizinkan menonton telah ditetapkan pada Maret, dan keputusan tentang jumlah penonton domestik banyak diperkirakan akan dilakukan pada April.
Olimpiade Tokyo ditunda selama satu tahun karena pandemi virus corona. Panitia penyelenggara Tokyo 2020 telah menekankan keselamatan publik akan menjadi prioritas utama pada Olimpiade, yang akan dibuka pada 23 Juli nanti.
Sebelumnya, diberitakan bahwa Jepang mempertimbangkan untuk membatasi jumlah penonton untuk Olimpiade Tokyo hingga 50 persen dari kapasitas arena karena risiko yang ditimbulkan oleh penyebaran COVID-19.
Untuk venue-venue besar, batas penonton dapat ditetapkan pada angka 20.000, tetapi akan lebih banyak orang dapat diizinkan datang jika situasi pandemi membaik.
Belakangan ini, Jepang menghadapi lonjakan kasus COVID-19. Osaka dan sejumlah prefektur lainnya masuk ke dalam status "hampir darurat" selama dua pekan.
Hal itu berpengaruh terhadap penyelenggaraan kirab obor Olimpiade Tokyo di sejumlah wilayah. Di Osaka, salah satunya, kirab obor dilakukan di taman tanpa penonton.
Satu prefektur di barat laut Jepang, Ehime, berencana membatalkan kirab obor Olimpiade Tokyo karena lonjakan kasus virus corona. Sementara, di Okinawa, kirab obor Olimpiade tidak akan digelar di jalan raya untuk menghindari kerumunan penonton.