REPUBLIKA.CO.ID, LAUSANNE — Kepala Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach mengatakan organisasinya siap mengirimkan staf medis ke Olimpiade Tokyo sebagai bagian dari upaya menangani pandemi virus corona.
Berbicara pada awal pertemuan virtual tiga hari antara Jepang dan Komisi Koordinasi IOC, seperti dikutip Kyodo, Rabu, Bach mengatakan organisasinya telah menawarkan "personel medis tambahan" kepada panitia penyelenggara Tokyo untuk membantu pelaksanaan penanggulangan COVID-19 di desa atlet dan venue.
Bach mengatakan staf medis tambahan akan dikirimkan oleh komite Olimpiade nasional. Kepada perwakilan dari badan penyelenggara dan pemerintah Jepang, presiden IOC mengharapkan lebih dari 80 persen penduduk desa atlet divaksinasi selama Olimpiade dan Paralimpiade.
Sementara jajak pendapat baru-baru ini menunjukkan mayoritas warga Jepang menentang penyelenggaraan pertandingan musim panas tersebut, Bach menyakini langkah-langkah pencegahan penyebaran virus yang menyeluruh akan memungkinkan Olimpiade digelar "aman dan terjamin" hanya dalam waktu dua bulan.
"Prinsip terpenting sangat jelas. Desa Olimpiade adalah tempat yang aman, dan Olimpiade serta Paralimpiade Tokyo 2020 akan diselenggarakan dengan cara yang aman," kata Bach.
"Kami harus berkonsentrasi pada penyelenggaraan Olimpiade yang aman dan terjamin ini karena upacara pembukaan tinggal 65 hari lagi."
Pertemuan virtual yang akan berlangsung hingga Jumat itu merupakan pertemuan ke-11 dan terakhir antara Jepang dan komisi IOC yang mengawasi persiapan untuk pertandingan tersebut, sebelum Olimpiade dimulai 23 Juli.
"Agar pertandingan berhasil, kami harus menyelesaikan berbagai masalah dan mempercepat persiapan kami," kata Gubernur Tokyo, Yuriko Koike, saat memberi pengarahan kepada IOC tentang situasi pandemi di ibu kota Jepang itu.
Tawaran IOC untuk memberikan dukungan lebih luas untuk Olimpiade Tokyo muncul di tengah meningkatnya keprihatinan publik di Jepang yang berpendapat menjadi tuan rumah acara olahraga global tersebut dapat menambah tekanan kepada sistem medis negara tersebut.
Awal bulan ini, IOC mengatakan raksasa farmasi AS Pfizer Inc akan menyediakan vaksin untuk peserta Olimpiade dan Paralimpiade. Atlet Jepang diharapkan mulai menerima vaksin awal Juni.
Menteri Olimpiade Jepang Tamayo Marukawa mengatakan penting bagi para pemangku kepentingan yang mengunjungi Jepang, termasuk jurnalis, untuk diinokulasi untuk virus tersebut.
Sementara Olimpiade Tokyo semakin dekat, negara tersebut masih bergulat dengan infeksi dan peluncuran vaksin tetap lambat di kalangan masyarakat.
Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo diperkirakan akan diikuti sekitar 15.000 atlet dari seluruh dunia. Pada prinsipnya, para atlet akan diskrining setiap hari dan diharuskan meminimalkan interaksi fisik dengan orang lain selama pertandingan untuk mencegah penyebaran virus.