REPUBLIKA.CO.ID, BELO HORIZONTE -- Boca Juniors tersingkir dari Copa Libertadores oleh Atletico Mineiro, setelah kalah dalam adu penalti, Rabu (21/7). Namun, kedua tim kemungkinan akan mendapatkan sanksi, setelah kisruh selama dan setelah pertandingan di Stadio Mineirao, Belo Horizonte, Brasil.
Polisi Brasil terlihat menyemprot pemain Boca yang marah di pintu ruang ganti mereka setelah pertandingan. Dalam rekaman video di situs web Argentina dan Brasil, menunjukkan para pemain tersedak saat meneriakkan kata-kata kasar kepada petugas keamanan. Eks bek Manchester United Marcos Rojo bahkan tertangkap kamera memukul salah satu petugas keamanan.
Para pemain pun bentrok di terowongan stadion, setelah VAR menganulir dua gol Boca. Pemain meyakini gol-gol itu sah. Pertandingan babak 16 besar di stadion Mineirao berakhir 0-0 dan Atletico lolos melalui adu penalti 3-1.
Leg pertama di Buenos Aires pekan lalu juga berakhir tanpa gol, yang juga diiringi drama dianulirnya gol Boca karena offside setelah pemeriksaan VAR yang cukup lama.
"Tanpa diragukan lagi, semua orang dapat melihat itu. Kami mencetak gol yang bagus, dan faktanya adalah bahwa kami pantas memenangkan pertandingan pertama juga. Ini menyakitkan, kami merasa tidak enak. CONMEBOL (Konfederasi Sepak Bola Amerika Selatan) perlu melihat wasit," kata gelandang Boca Diego Gonzalez dikutip dari Skysports, Kamis (22/7).
Kemarahan meluap selama babak kedua ketika wasit memeriksa gol yang dianulir dalam monitor VAR di pinggir lapangan. Ofisial Brasil bentrok dengan pemain Boca yang mendekati wasit, dan asisten pelatih dari kedua belah pihak diusir keluar lapangan.
Kiper Atletico Everson jadi pahlawan, menyelamatkan dua penalti Boca dan kemudian mencetak tendangan penalti yang menentukan untuk membawa mereka ke perempat final. (Eko Supriyadi)