Namun Biles sekali lagi menegaskan, penyebabnya bukan dari segi teknis ketika berada di atas matras (arena). Ia mengaku merasa tidak sehat secara mental untuk bersaing dengan lawan.
Faktor lain yang membuat Biles semakin terjerembab dalam pusaran depresi adalah ia merupakan korban penyintas pelecehan seksual yang dilakukan oleh mantan dokter tim senam AS, Larry Nassar, pada 2018 lalu.
"Luar biasa sulit untuk menghidupkan kembali pengalaman-pengalaman buruk ini dan semakin menghancurkan hati saya, dengan saya tengah bekerja untuk memenuhi mimpi bertarung di Olimpiade Tokyo 2020. Saya harus kembali secara kontinyu ke fasilitas latihan yang di mana saya pernah dilecehkan (Larry Nassar)," demikian pernyataan Biles beberapa waktu lalu.
Proses bersaing di Olimpiade ini khususnya juga menambah tingkat kerumitan, kebingungan, dan kecemasan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Seiring dengan tekanan untuk tampil di bawah ekspektasi dunia, para atlet juga berkompetisi di bawah bayang-bayang pandemi Covid-19.
Mundurnya Biles menyoroti pentingnya melindungi kesehatan mental dalam olahraga. Selain Biles, petenis Jepang Naomi Osaka menarik diri dari Prancis Terbuka dan Wimbledon karena alasan kesehatan mental.
Nahasnya lagi, pembawa obor api Olimpiade Tokyo 2020 itu terpaksa tersingkir dari wakil non-unggulan asal Republik Ceska, Marketa Vondrousova, Selasa (27/7) kemarin.
Legenda renang Olimpiade Michael Phelps adalah salah satu tokoh yang mendukung keputusan Biles untuk memprioritaskan kesehatan mentalnya. Phelps sendiri sempat mengalami masa sulit untuk aktualisasi diri terutama saat berjuang melawan depresi.
Atlet Olimpiade paling sukses sepanjang sejarah itu berharap Biles dan Osaka dapat mengatasi situasi sulit dengan berpikir positif dan menjauhkan pikiran negatif.